Mohon tunggu...
Agung Widodo
Agung Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa biasa yang meyakini bahwa belajar bukan hanya terbatas di dalam kelas, tetapi juga melalui setiap momen, tantangan, dan pengalaman hidup yang saya jalani. Saya memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia IT, di mana setiap inovasi dan perkembangan teknologi selalu memicu rasa ingin tahu dan semangat saya untuk terus menggali lebih dalam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Produktivitas Naik, Tengkulak Pun Tersingkir : Startup JALA Ubah Nasib Petani Udang dengan Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi

28 April 2025   05:14 Diperbarui: 28 April 2025   05:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di tengah pesatnya perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia, salah satu sektor yang sering terlupakan adalah perikanan, khususnya budidaya udang. Padahal, Indonesia merupakan salah satu produsen udang terbesar di dunia, dengan potensi ekspor yang sangat menjanjikan. Namun, tantangan seperti kurangnya akses teknologi, manajemen tambak yang tidak efisien, dan ketergantungan pada tengkulak membuat banyak petani udang kesulitan untuk berkembang.

Di tengah tantangan kompleks yang dihadapi petambak udang, JALA muncul sebagai penyelamat dari permasalahan tersebut. Startup asal Yogyakarta ini tidak sekadar membawa teknologi canggih, tapi juga harapan baru bagi ribuan petambak yang selama ini terbentur masalah klasik: seperti produktivitas rendah, manajemen tambak tradisional, dan ketergantungan pada tengkulak.

Mengenal JALA: Platform yang Memberdayakan Petani Udang

JALA didirikan pada tahun 2016 oleh Liris Maduningtyas dan Arif Widhiyasa, dua anak muda yang peduli dengan nasib petani udang di Indonesia. Ide awal JALA muncul dari keprihatinan mereka terhadap tingginya tingkat kegagalan panen akibat manajemen tambak yang tidak optimal.

Melihat banyak petambak udang yang masih bergantung pada cara-cara tradisional, Liris dan Arif merasa prihatin. Akses terhadap teknologi terbatas, data akurat sulit didapat, dan ujung-ujungnya masalah seperti kualitas air buruk, wabah penyakit,hasil panen dibeli murah oleh tengkulak dan hasil panen yang tak maksimal jadi pemandangan sehari-hari. Mereka pun mulai merancang inovasi berbasis teknologi, sederhana namun tepat guna, untuk membantu para petani udang mengelola tambaknya dengan lebih efisien. Harapannya jelas: agar budidaya udang tak lagi sekadar untung-untungan, melainkan bisa lebih terukur, terkendali, dan yang terpenting lebih menguntungkan untuk petani udang.

JALA menghadirkan inovasi terpadu dalam budidaya udang melalui fitur unggulan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi risiko, dan memperluas akses pasar serta pembiayaan bagi petambak.

Monitoring Kualitas Air Real-Time dengan Teknologi IoT

Dengan dukungan sensor IoT canggih, JALA memberikan kemudahan bagi petani udang dalam memonitor kualitas air secara real-time. Parameter penting seperti pH, suhu, kadar oksigen terlarut, dan salinitas dipantau secara akurat, sehingga kondisi tambak selalu terkendali. Data yang dikumpulkan langsung dikirim ke aplikasi JALA, memungkinkan petani udang memantau kondisi tambak dari mana saja dan kapan saja. Dengan informasi yang akurat dan cepat, petani udang dapat mengambil keputusan tepat waktu untuk menjaga kualitas air, mencegah fluktuasi berbahaya, dan memastikan lingkungan optimal bagi pertumbuhan udang. 

Akses Pasar Langsung dan Pembiayaan Terjangkau

JALA memberikan kesempatan bagi para petani udang untuk menjalin kemitraan langsung dengan pembeli skala besar, eksportir, dan pabrik pengolahan udang melalui platform digital. Dengan begitu, petani udang tidak lagi terlalu bergantung pada tengkulak dan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik.

Tak hanya itu, JALA juga mempermudah akses permodalan dengan menawarkan pinjaman modal kerja berbunga rendah. Dana ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan usaha, seperti membeli benih, pakan, atau peralatan tambak. Dengan dukungan ini, petambak bisa lebih leluasa mengembangkan bisnisnya tanpa harus khawatir terkendala modal. Solusi dari JALA membantu petani tambak untuk bekerja lebih efisien, mandiri, dan berpeluang meningkatkan pendapatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun