Mohon tunggu...
Aisca Sabna Aisyah
Aisca Sabna Aisyah Mohon Tunggu... mahasiswa

berdoalah untuk yang terbaik, bersiaplah menghadapi yang terburuk—dengan langit harapan yang selalu terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Dilema Bubur: Diaduk atau Tidak Diaduk?

4 Juni 2025   00:47 Diperbarui: 4 Juni 2025   00:47 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di antara tradisi kuliner Indonesia yang kaya, bubur ayam merupakan salah satu menu sarapan favorit. Namun, di balik kelezatannya, ada perdebatan sederhana yang dianggap cukup serius oleh sebagian orang: apakah bubur ayam harus diaduk atau dibiarkan begitu saja?

Bagi banyak orang, keputusan ini hanyalah masalah kebiasaan atau selera pribadi. Namun jika dilihat lebih dalam, cara orang menikmati bubur mencerminkan sikap dan filosofi hidup yang berbeda yang patut ditelusuri. Sebuah obrolan santai antara dua orang teman dalam sebuah grup percakapan menggambarkan hal ini secara sederhana:

[3/6 15.55] A: kenapa bubur diaduk?

[3/6 16.01] B: karena biar semua komponen rasa di bubur ayam itu menjadi satu

Jawaban ini mengungkapkan pendekatan yang praktis dan harmonis. Mereka yang mengaduk bubur ingin merasakan perpaduan rasa yang sempurna: kaldu gurih, kecap manis, suwiran ayam, kerupuk renyah, dan sambal pedas. Mengaduk dianggap sebagai cara terbaik untuk memastikan setiap sendok menawarkan rasa yang seimbang dan menyatu.

Di sisi lain, ada juga yang lebih suka menikmati bubur tanpa diaduk terlebih dahulu. Mereka menikmati setiap elemen secara terpisah, mencicipi lapisan rasa dan tekstur secara perlahan. Bagi mereka, pengalaman ini menawarkan kontrol penuh atas cara mereka menikmati makanan. Setiap suapan dapat disesuaikan dengan suasana hati dan preferensi mereka, hampir menciptakan kombinasi rasa yang baru setiap saat.

Perdebatan ini bukan hanya tentang bubur, tetapi juga mencerminkan kepribadian dan perspektif hidup. Mereka yang mengaduk cenderung spontan, terbuka, dan menghargai efisiensi. Mereka percaya bahwa segala sesuatunya akan lebih baik jika dipadukan secara harmonis. Sementara itu, mereka yang tidak mengaduk biasanya berhati-hati, teliti, dan menghargai detail. Mereka lebih suka meluangkan waktu untuk menikmati segala sesuatunya secara bertahap dan menghargai individualitas setiap elemen.

Pada akhirnya, bubur tetaplah bubur - hidangan sederhana yang menunjukkan perbedaan rasa dan pandangan. Jadi, Anda berada di tim yang mana? Diaduk atau tidak diaduk? Sebuah pilihan sederhana yang memiliki makna yang lebih dalam tentang bagaimana kita menjalani hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun