Mohon tunggu...
Raihan Tri Atmojo
Raihan Tri Atmojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UNS. Saat ini sedang senang terhadap dunia blog dan mencoba menambah wawasan dengan berbagai macam bacaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Emas Hasil Perjuangan

16 Februari 2021   08:09 Diperbarui: 16 Februari 2021   08:23 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apakah kamu pernah merasakan suatu titik di dalam kehidupanmu, dimana kamu merasa tak berguna, tak bisa membagakan siapaun, bahkan diri sendiri, padahal sudah mencoba banyak cara. Bukannya tidak bersyukur, tapi merasa bahwa kita sebenarnya sudah diberi banyak kecukupan dan banyak peluang, tapi hampir semuanya tidak berhasil. Sebenarnya kalimat itu juga kurang tepat, karena ada juga sih yang berhasil, tapi itu bukan tujuan utama dari apa yang kita inginkan. Apapun itu, hidup pasti terus berjalan, dan kita tidak bisa terus diam di tempat, dan kita harus memanfaatkan hal yang sudah berhasil kita capai untuk mencapai tujuan kita yang tertinggi, karena Allah menggagalkan kita bukan untuk membuat kita menyerah. Allah ingin kita lebih kreatif dan ingin kita lebih berjuang lagi, agar kesungguhan kita bisa membuahkan hasil yang selama ini kita nanti-nantikan. Mungkin aku terlalu banyak omong disini, aku pun tak lebih baik darimu. Tapi karena kau teman terdekatku, aku berani berbicara seperti ini, bukan hanya karena kau memintanya, tapi aku, kau, bisa mencapai apa yang kita inginkan jika bersungguh-sungguh, serta doa dan perilaku yang baik, dan juga jangan lupa bersyukur ta!" Ucap fani kepadaku.

Sore itu aku mengalami hari yang cukup buruk, seharian aku mengerjakan tugas ma yang diberikan oleh Dosen, tapi disuruh revisi lagi karena masih ada yang harus diperbaiki. Ini sudah yang keenam kalinya, aku sampai tak habis pikir, dimana letak kesalahanku, aku kira aku sudah mengikuti format standar yang diperintahkan, aku juga berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa laporanku sesuai dengan standar PUEBI, sampai aku baca ulang terkantuk-kantuk di kamar kos ku. Kalaulah aku tidak menyelesaikan kuliahku sebelum akhir tahun, aku harus membayar lagi untuk satu semester kedepan, padahal baik aku maupun keluargaku keadaan keuangannya kurang baik. Aku juga sebelumnya nyambi kerja jadi reseller, karena aku tidak punya terlalu banyak di hari-hari biasa, dan kebanyakan teman-temanku juga menggeluti hal itu. Alhamdulillah sih, hal itu bisa mencukupi untuk membayar kos, makan, dan kebutuhan anak kos lainnya. Kalau untuk biaya akademik kuliah, pamanku yang membayarnya, karena waktu itu memang beliau yang menawarkannya kepadaku. Ya kalau dipikir-pikir lagi, bukannya aku yang tidak beruntung, tapi akulah yang kurang bersyukur.

"Woy diem-diem bae di pelataran!"

Teriakan dari belakangku itu rupanya si Dian. Anak yang jarak kalo ke kampus paling belakangan, soalnya jarak dari kosnya ke kampus cuma 5 menit. Dia emang orangnya sedikit cerewet, tapi kalo urusan baku hantam (baca: karate) dia jagonya. Wong waktu itu dia pernah ngelembur sampe malem di kampus, di deket Gedung utama sih tepatnya. Nah waktu itu lagi sepi, tiba-tiba ada orang berlari cepat dari belakang. Karena waktu itu dia posisinya lagi sendirian, dia curiga kalo itu orang mau buat gak baik, langsung lah dia cangkling orang itu. Jatohlah orang yang lari tadi, pas Dian mau gebuk tu orang, orangnya dah bilang.

"Eh mbak2, jangan pukul saya, saya mau boker ini mba".

Wahh langsung minta maaf tuh si Dian. Gara-gara dia, entah bagaimana nasib 'emas' yang di bawa mas-mas itu, apakah masih aman atau sudah bocor. Baik, kita lupakan soal mas-mas yang lagi boker itu.

"Eh Dian, tumben belom pulang. Biasanya malam sabtu gini kamu jalan kan ama dia."

"Ah, itu urusan nanti. Oh ya aku ada penawaran menarik buat kamu nih. Kamu mau ikut timku gak, ikut lomba PKM. Hadiahnya lumayan lho, bisa buat mbayar kos dua tahun hehe..."

"Wah boleh tuh" jawabku dengan semangat.

"Kalau mau ikut, besok kumpul di kupat tahu Pak Ujang ya, nanti mau di traktirin ama Aan".

"Oke siap".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun