Mohon tunggu...
Adinda Herna
Adinda Herna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya Adinda Herna Fibriana, Nickname saya adalah Dinda. Kesibukan saya saat ini adalah mahasiswa, freelancer, dan sedang menjalani small bussines.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Badai PHK di Indonesia Marak Terjadi, Siapakah Biang Keroknya?

18 Mei 2023   18:06 Diperbarui: 18 Mei 2023   18:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa waktu terakhir, sejak akhir tahun 2022 sampai pertengahan tahun 2023 ini fenomena PHK di Indonesia terus terjadi. Fenomena ini tidak menerjang perusahaan kecil dan startup saja, namun juga menerjang perusahaan-perusahaan besar. Contohnya adalah perusahaan sim card yang sudah berdiri cukup lama di Indonesia, yaitu Indosat Ooredo Hutchinson menurut data dari goriau.com melakukan PHK pada karyawan pada hari Jumat 23 September.

Tak hanya itu, perusahaan jual beli OLX Group juga mengumumkan PHK terhadap karyawannya sebanyak 10% pada 29 Januari 2023. Pengumuman diumumkan langsung oleh Marketing Director OLX Autos Indonesia, Sandy Maulana. Sandy mengungkapan aktivitas jual beli pada platform miliknya mengalami penurunan akibat adanya inflasi global.

Menurut Menaker Ida Fauziyah dari berbagai sumber berita yang wawancara langsung dengannya pada 15 Mei 2023 di Hotel Pullman, Badai PHK banyak terjadi karena menurunnya kondisi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, Terutama pada sektor perusahaan alas kaki. Karena Amerika Serikat dan Eropa adalah negara ekspor tujuan perusahaan alas kaki.

Upaya untuk mencegah Badai PHK juga telah dibuat oleh Menaker, Yakni, Permenaker Nomor 5/2023 tentang Penyesuaian Waktu Kerja dan Pengupahan pada Perusahaan Industri Padat Karya Tertentu Berorientasi Ekspor yang Terdampak Perubahan Ekonomi Global. Menurut Ida, aturan ini jadi salah satu upaya untuk mencegah PHK.

Sedangkan PHK pada perusahaan startup, menurut  Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira dilansir dari salah satu artikel merdeka.com hampir sebagian besar startup melakukan PHK Massal disebut sebagai Pandemic Darling atau perusahaan yang meraup laba selama puncak pandemi 2020-2021. Para startup juga overstaffing yang dimana mereka sangat optimis, namun ternyata pasca pandemi reda masyarakat lebih memilih berbelanja secara offline kembali.

Menurut Bima pemerintah harus mulai mengatur model bisnis e-commerce dan ride-hailing yang melakukan promo dan diskon besar-besaran untuk pertahankan market share, namun dampaknya persaingan usaha sektor digital menjadi kurang sehat.

Lebih lanjut, pemerintah seharusnya banyak menciptakan lapangan kerja baru sebagai solusi akan Badai PHK kali ini agar pengangguran tidak terus meningkat. Karena daripada menciptakan kartu prakerja dan memberikan uang pengembangan yang dalam kenyataannya penyaluran kurang tepat dan misleading, lebih baik masyarakat langsung diberikan lapangan kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun