Mohon tunggu...
ZOEBED
ZOEBED Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Aku yang suka berkelana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memori di Pesantren (Bagian II)

21 Februari 2016   00:38 Diperbarui: 21 Februari 2016   02:09 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara situasional kehidupan santri dipondok pesantren tidak sekompleks kehjdupan masyarakat luas. Kehidupan santri dibatasi oleh ruang, jarak dan waktu. Pembabatasan tersebut jangan dimaknai konotasi negatif dulu, sepengetahuan kami pembatasan tersebut sebagai bentuk pendidikan kasih sayang ala pengasuh pesantren, dengan adanya pembatasan ruang jarak dan waktu itu maka Kyai atau ustad akan lebih mudah memantau dan mengawasi aktifitas santri di asrama.

Meskipun demikian terkadang ada saja santri yang lolos dari pengawasan kyai atau ustad dan keluar dari pesantren, biasanya santri yang lolos dari pengawasan pengurus biasanya menggunakan sarung ketika keluar dari pesantren menggunakan sarung untuk mengelabuhi pengurus, setelah diperkirakan aman dari pantauan pengurus atau ustad, mereka langsung ganti pakaian dengan menggunakan celana. Biasanya santri nekad melakukan pelanggaran itu karena ada konser atau layar tancap dll.

Namun sayang sungguh sayang, "sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga". Mungkin pepatah ini yang pas buat santri yang ngeluyur pada malam hari. 

Biasanya pengurus pesantren mengadakan pengecekan ke kamar masing-masing santri ketika santri belom tidur malam, nah pada saat itulah pasti ketahuan siapa santri yang keluar malam. Kalau sudah begitu nasib naas mengintai santri yang keluar malam itu.

Biasanya pagi hari setelah shalat subuh akan dipanggil oleh pengurus, dan santri yang melakukan pelanggaran harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. Hukuman/ta'zir akan diberikan kepada santri yang bersangkutan. Biasanya hukuman botak atau dicukur plontos menjadi kenangan yang tak mungkin terlupakan, kadang ada yang jengkel dan kadang ada yang ikhlas karena sadar akan kesalahan yang telah dilakukan. 

Yang menjadikan cerita ini indah ketika santri tersebut telah lulus dari pesantren betapa lucunya aturan yang ada dipesantren dan aturan itu diterima oleh santri begitu pula dengan wali santri sendiri. Memang pendidikan yang ada di pesantren jadul katanya. Namun perlu digaris bawahi bahwa ada kedisiplinan dan tanggung jawab yang besar didalamnya, dan yang terpenting adalah ikhlas dan sabar dalam menjalani segala aktifitas yang ada di pesantren.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun