ketika aku sibuk menyibak kabut waktu, kau kembali menuangkan secawan kenangan lalu. mengusik ketenangan dari rasa bersalah, menyulut amarah dari  ketidakmampuan menyerah, dan mengejutkan genangan duka yang nyaris punah kembali berdarah.
tak mudah membuka hati, pun tak pernah mudah ketika dipaksa menutupnya lagi.
sebelas purnama, ratusan senja serta ribuan larik fana terlontar ke udara. menguji makna keadilan penguasa jagat raya, menguras gurat kepedihan agar tak berbekas luka. dan terhenti memeluk pedoman dalam cara, jika kehidupan adalah perjalanan terbatas raga. kau tak mengembalikan yang hilang, tapi mengajakku mengingat makna kehilangan.
aku percaya pada apapun yang tak kuketahui, sebab aku merasa tak pernah dibohongi.
kehadiranmu kali ini, merajah bekas luka yang kusimpan di bilik paling tersembunyi. ketika aku tak ingin sesiapa mampu berkunjung, menawarkan kembali gores luka yang tak berujung. diantara kehilangan yang kutemui, pada janji kutemukan kehilangan abadi.
padamu yang kembali, padanya kuberjanji.
Curup, 06.05.2019
zaldychan