Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Finansial Seorang Tukang Martabak Keliling

26 Maret 2017   14:48 Diperbarui: 27 Maret 2017   17:00 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: http://www.djangkarubumi.com/2014/04/martabak-telur.html

Secarik kertas di tangan Badrun tiba-tiba bergetar, satu helai kwitansi bermaterai  dangan satu helai kertas lusuh yang penuh dengan coretan angka membuat hatinya perih.

Bagaiman tidak, setiap bulan  mengasur hutang, namun jumlahnya bukannya berkurang , namun semakin bertambah.  Badrun sudah berusaha pinjam sana pinjam sini untuk mengangsur hutang kepada tuan Takur  yang dikenalnya beberapa bulan yang lalu.

Setiap mengangsur hutang , Badrun harus menandatangani kwitansi yang berisikan total sejumlah piutang tambah bunga plus denda.

Diawali dengan meminjam uang  kepada tuan Takur,  Badrun memulai usaha menjual martabak manis keliling dengan gerobak btua yang dimilkinya.  Badrun merasa  yakin uang 5 juta bisa diangsur dalam satu bulan, melihat prospek martabak manis di sekitar tempat tinggalnya sangat menggiurkan. Karena berada di lokasi kampus dan komplek perkantoran.

Satu bulan  menjalankan usaha dengan uang pinjaman tersebut, Badrun merasakan apa yang targetkan tidak tercapai. Badrun tidak menyadari kalau di awal pembukaan usaha, adalah jadwal libur mahasiswa. Sehingga daerah  tempat Badrun berjualan sanagt sepi .

Akhirnya di bulan pertama Badrun belum mampu mengasur uang  yang dipinjamnya pada tuan Takur.  Badrun kemudian diharuskan menandatangani  kwitansi  baru, dan jumlah hutang terbaru sudah meningkatkan dibandingkan dengan julah hutang sebelumnya.

Diawal Badrun meminjam uang sebanyak Rp. 5.000.000, bunga 10 %, sehingga total yang tertulis di kwitansi terbaru adalah Rp.5.000.000. Perjanjian baru keterlembatan dalam 1 hari dikenai denda sebanyal Rp.100.000 per hari.

Badrun menyadari kalau hidupnya semakin sulit, karena modal 5 juta yang dipinjam diawal sudah habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga  dan Badrun tidak punya modal lagi untuk membuka usahanya.

Atas saran seorang teman,  Badrun dianjurkan untuk mendatangi seseorang, sebut namanya nyonya Nani. Atas kemurahan hati nyonya Nani , Badrun kemudian dipinjamkan modal sebanyak Rp. 5 juta  dengan perjanjian yang hampir sama dengan tuan Takur.

Bulan kedua usaha Badrun bukannya bertambah maju, malah jualan martabak Badrun sepertinya tidak disukai konsumen di daerah tersebut. Karena Badrun tidak mampu menyesuaikan dengan selera anak kekinian. Setiap pengunjung yang datang selalu menanyakan martabak dengan aneka rasa seperti keju, coklat, strobery, jagung  dan lain-lain. Sementara Badrun hanya menjual martabak dengan satu jenis yaitu rasa original.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun