Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran dari Timnas Kamerun

18 Januari 2017   20:18 Diperbarui: 18 Januari 2017   20:30 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gelaran Piala Afrika 2017 ini, terasa sulit, bagi timnas Kamerun. Juara Piala Afrika empat kali ini, menghadapi masalah di dalam dan luar lapangan. Di dalam lapangan, mereka memulai perjalanan di Piala Afrika dengan bermain imbang 1-1, melawan Burkina Faso. Beruntung, Gabon, dan Guinea Bissau, lawan lain Kamerun, di grup, juga bermain imbang 1-1. Awalan ini, tentunya kurang bagus, untuk Kamerun, yang ingin memperbaiki capaian mereka, setelah gagal lolos, di fase grup Piala Afrika 2015 lalu.

Sedangkan, di luar lapangan, timnas Kamerun menghadapi penolakan, dari tujuh pemain yang sedianya masuk dalam daftar seleksi awal pemain timnas (35 pemain), yang diajukan pelatih Hugo Broos. Mereka bertujuh, menolak panggilan FECAFOOT (PSSI-nya Kamerun), karena beberapa alasan.

Pertama, si pemain ingin fokus dulu pada perkembangan karir di klub. Kedua, si pemain baru saja pulih dari cedera dan memang sudah menyatakan pensiun dari timnas. Ketiga, tenaga si pemain dibutuhkan klub yang sedang krisis cedera. Keempat, si pemain lebih memilih membela timnas negara kelahirannya daripada timnas Kamerun.

Pemain yang menolak bermain karena alasan pertama adalah; Andre Onana (bermain di klub Ajax Amsterdam, Belanda), Guy Assembe (AS Nancy, Perancis), Andre Anguissa (Olympique Marseille, Prancis), dan Ibrahim Amadou (Lille, Prancis). Keempatnya memutuskan absen dari ajang Piala Afrika 2017 supaya bisa mengembangkan kemampuan diri dan karir di klub yang belum lama mereka perkuat atau karena mereka masih berstatus pemain cadangan.

Pemain yang menolak bermain, karena alasan kedua adalah Joel Matip (Liverpool, Inggris). Ia baru saja pulih dari cedera engkel dan memang sudah menyatakan pensiun dari timnas Kamerun sejak tahun 2015 setelah berselisih dengan petinggi FECAFOOT. Penolakan karena alasan ketiga, dilakukan Allan Nyom (West Brom). Karena tenaganya dibutuhkan klub yang sedang krisis pemain belakang menyusul cederanya Johnny Evans.

Sedangkan, penolakan karena alasan keempat dilakukan oleh Maxime Poundje (Bordeaux, Prancis). Ia menolak membela timnas Kamerun (negara asal orangtuanya), karena ingin membela timnas senior Perancis (negara kelahirannya). Sebelumnya, Poundje sudah pernah membela timnas junior (U-18, dan U-19) Perancis. Tapi belum pernah membela timnas senior Prancis ataupun Kamerun.

Akibat penolakan mereka, FECAFOOT mengajukan permohonan kepada FIFA agar ketujuhnya dihukum larangan bermain setidaknya hingga Piala Afrika 2017 berakhir. Permohonan ini disetujui FIFA, karena dinilai sesuai aturan FIFA. Tapi, FIFA dan FECAFOOT, sama-sama tidak mempertegas apakah status mereka terhukum atau tidak. Karenanya, Liverpool, dan West Brom mengajukan protes ke FIFA untuk mempertegas status pemainnya. Sehingga, kasus ini lalu diinvestigasi FIFA.

Kasus yang terjadi di timnas Kamerun ini menampilkan ketegasan dan perseden negatif secara bersamaan. Ketegasan yang ditampilkan FECAFOOT memang berdasarkan nasionalisme kuat. Sayangnya, ketegasan itu kurang objektif, karena tidak melihat situasi, dan kondisi pemain secara utuh. Apalagi, sebuah timnas dalam satu turnamen hanya memerlukan 23 orang pemain yang fit dan bersedia main.

Situasi ini justru diperparah sikap FIFA yang tidak segera mempertegas status ketujuh pemain ini. Akibatnya, karir si pemain di klub menjadi terhambat. Performa timnas Kamerun pun tidak maksimal.

Di sisi lain, kasus ini menjadi perseden negatif yang berpotensi merugikan bagi timnas Kamerun. Karena, sikap tegas, tapi kurang objektif FECAFOOT pada kasus ini, justru membuat pemain akan berpikir ulang untuk membela timnas Kamerun di masa depan.

Selain itu, dihukumnya ketujuh pemain ini justru mengindikasikan ketujuhnya adalah pemain penting dalam tim. Anehnya, FECAFOOT dan pelatih Hugo Broos justru tidak mencoret langsung atau menggantinya dengan tujuh pemain lain. Padahal, Kamerun punya banyak pemain yang bermain di Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun