Mohon tunggu...
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang anak SMA yang sedang berusaha lullus Ujian Nasional !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Umbu Landu (Penyair), Presiden Malioboro yang Kerap Terlupa

21 Agustus 2013   13:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:01 3030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Umbu Landu Paranggi, mungkin banyak yang belum mendengar namanya, malah kita lebih kenal dengan murid-murid hasil binaannya seperti Emha Ainun Najib, Ebiet G. Ade dan Linus Suryadi A. G. Dilahirkan di Sumba, Nusa Tenggara Timur, 10 Agustus 1943. Menamatkan SD dan SMP-nya di Sumba, kemudian melanjutkan ke SMA Bopkri 1 di Yogyakarta. Setelah tamat, ia berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, namun tidak ia tamatkan dan di Universitas Janabadra jurusan Sosiologi. Sejak tahun 1950-an, Umbu sudah menulis puisi dan esai. Ketika bersekolah di SMA Bopkri itulah kebiasaannya menulis puisi tumbuh subur. Di sekolah SMA itu pula Umbu menemukan seorang guru yang baginya ikut mempengaruhi jalan hidupnya kemudian, Setiap kali ada pelajaran guru itu, Umbu suka diam-diam menulis puisi. Sejak itulah Umbu rajin menulis puisi dan kemudian di muat di beberapa koran.

Pada tahun 1968 ia membentuk komunitas Persada Studi Klub di Yogyakarta yang menghasilkan berbagai penyair terkenal seperti yang saya sebutkan di atas. Ia konon sering menggelandang sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas yang tak lain dan tak bukan adalah puisi tulisannya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja.

Dia adalah seorang penyair Indonesia yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak 1960-an.Dia seperti menjauh dari popularitas dan publik. Padahal dengan jasa-jasanya dia bisa disandingkan dengan sastrawan-sastrawan ternama, seperti W. S. Rendra dan Goenawan Muhammad. Dia dekat dengan W.S. Rendra, dan pernah tergabung dalam pementasan Hamlet oleh bengkel teater. Ia juga pernah ditawari grasindo untuk menerbitkan 100 puisinya, tapi sayangnya ia menolak tawaran tersebut.

Umbu yang dijuluki sebagai Presiden Malioboro dan penyair yang mempunyai bakat mendidik ini menetap di Bali sejak tahun 1979 dan kemudian menjadi redaktur harian Bali Post, Denpasar, Bali.Ia selalu mempunyai cara-cara unik untuk menggairahkan dunia perpuisian dan membangkitkan gairah apresiasi sastra, seperti ; membuat jadwal pertemuan rutin, kunjungan ke semua kabupaten untuk mengadakan apresiasi puisi, atau dengan sentuhan-sentuhan pribadi yang membuat anak-anak muda merasa berada dalam sebuah ikatan keluarga besar.

Sampai kini tidak ada yang berhasil membuat buku biografi tentang Umbu Landu, karena sosoknya yang misterius dan menjauh dari publik. Umbu Landu adalah sosok penyair yang tulus terhadap karyanya. Dia tidak mengharapkan imbalan atas puisi-puisinya ia juga tidak mencari ketenaran tapi ia sangat berpengaruh besar bagi dunia sastra di Indonesia.

Sumber: dari berbagai sumber di Internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun