Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hukum Tak Peduli pada Tangisan Anak-anak yang Dipisahkan dari Orangtuanya

21 Juni 2018   17:51 Diperbarui: 22 Juni 2018   15:06 2511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parental bonding resulted happy,stable child. Study find that closeness with either parent has behavioral, emotional benefits.

Kutipan dari sebuah jurnal Iowa Univeristy menyatakan bahwa ikatan batin orangtua dengan anaknya akan menghasilkan anak yang bahagia dan stabil emosinya. Bahkan penelitian menujukkan bahwa kedekatan orangtua dengan anak akan bermanfaat dari tindakan maupun emosinya.

Pengalaman sebagai seorang ibu, tetangga saya seorang ibu seusia saya harus merawat cucunya karena ibu dari cucu itu harus tinggal di Jogya untuk melanjutkan kuliah kedokteran spesialis. Cucunya merasakan kesunyian dan kangen yang luar biasa kepada ibunya bahkan sering menangis tiap malam.  

Waktu telah berlalu, ibu anak itu sudah lulus menjadi dokter kulit dan bekerja di Jakarta berkumpul kembali dengan anak. Tapi trauma anak masih menghantu dirinya, tiap kali ibunya pergi, dia akan berteriak-teriak, takut ditinggalkan untuk waktu yang lama.

Kebijakan Amerika Terhadap  Pengungsi Illegal:

Anak-anak kecil yang tak berdosa harus dipisahkan dari orangtuanya karena mereka ditangkap oleh Pasukan Garda Nasional. Tangisan keras dari anak-anak itu meledak, "Di mana ayahku?"  "Dimana ibuku?" 

Orangtua yang ditangkap ini sebagai imigran gelap dari perbatasan Meksiko yang berusaha keras untuk masuk ke Amerika secara ilegal.  Orangtua itu segera dipenjara sementara anaknya dimasukkan ke tempat ruang penampungan tanpa mengetahui keberadaan orangtuanya.

Penangkapan dari orangtua yang tidak punya status legal ini membuat anak-anak terpisah dari orangtuanya. Apalagi kebijakan "Zero Tolerance"  terhadap imigran ilegal dari Presiden Amerika Donald Trump yang bersikeras agar pemerintah segera memisahkan anak-anak dari orangtua yang ditangkap di perbatasan Meksiko.

Tempat pengungsi anak-anak Sumber: bbc.com
Tempat pengungsi anak-anak Sumber: bbc.com
Kita ketahui bahwa Amerika sebagai negara penjunjung Human Rights yang kuat sekali, ternyata tak mampu menghadirkan solusi untuk mengatasi imigran gelap bukan selain dengan cara memisahkan antara orangtua dan anak.

Salah seorang pengungsi anak di tempat pengungsian sedang menonton tv. Sumber: bbc.com
Salah seorang pengungsi anak di tempat pengungsian sedang menonton tv. Sumber: bbc.com
Protes besar-besaran dikobarkan. Baik itu oleh kongres bahkan Melania, istri Donald Trump. Melania minta agar kebijakan ini dibatalkan dan pemisahan anak ini segera dikembalikan kepada orangtuanya. Kebijakan yang sangat dramatis dan traumatis bagi psikologi maupun masa depan anak-anak yang mengalami pemisahan.

Paediatric  dan ahli trauma anak menyuarakan betapa bahayanya memisahkan anak imigran dari orangtuanya di perbatasan Amerika dapat menimbulkan kerusakan fisik dan psikologi.

Banyak cerita tentang anak-anak yang dipisahkan di perbatasan Meksiko dan Amerika. Para dokter dan ilmuwan memperingatkan dampak kesehatan untuk anak dalam jangka panjang apabila anak ini tidak segera dipersatukan dengan orangtunaya.

Bahkan The American Academi of Pediatrics berani menyatakan kebijakan memisahkan anak dari orangtunya sebagai "child abuse" dan perlawanan terhadap "apa pun yang telah disepakati  oleh paediatricians".

Mulai dari pertengahan April hingga Mei tahun ini, US Department of Homeland Security menyatakan telah memisahkan hampir 2.000 anak dari orangtuanya, setelah orangtuanya menyeberang perbatasan untuk masuk Amerika. Atas nama hukum, petugas melakukan pemisahan orangtua dan anak. Tapi mereka tak mendengarkan jeritan dan teriakan anak-anak sepanjang hari mencari orangtuanya. 

Dampak jangka panjang:

Nelson, seorang  pimpinan investigator dari Bucharest Early Intervention Project telah mengalami dan melihat bagaimana anak-anak yatim yang tidak lagi memiliki orangtua itu.  Setelah adanya obeservasi cukup panjang, ternyata pemisahan anak dari orangtuanya selama dua tahun mengakibatkan kemunduran dari kegiatan elektriks otak. Kemunduran itu bisa terus terjadi bahkan sampai pada tahap yang dramatis di area yang sangat membahayakan.

Secara psikologi, anak-anak mengalami post traumatic streess dan kekhawatiran atau ketakutan terhadap perpisahan akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes pada hidupnya di masa mendatang. 

Tidak hanya itu, dari segi sikap pun terlihat ada keanehan, anak-anak yang berada jauh dari orangtua akan mengalami kesulitan untuk mengingat dan menyimpang sesuatu dalam memori dan juga susah mengontrol impuls yang berujung pada tindakan yang tidak peduli terhadap perasaan orang lain.

Jika hal tersebut terus terjadi, anak-anak yang terpisahkan tersebut akan mengalami trauma dalam tingkat yang tertinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun