Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dibanding Menulis Diary, Blogging Lebih Efektif Atasi Kecemasan

10 Mei 2019   17:32 Diperbarui: 10 Mei 2019   17:34 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekspresif apapun  medianya bersifat katartik atau melegakan tetapi ternyata ada bedanya. (Foto: Wikimedia Commons)

Menulis diary memang membuat kita bisa merasa lebih lega. Menuangkan segala hal yang ada di benak kita tanpa mesti khawatir apakah ada orang yang membaca dan kemudian sakit hati atau keberatan dengan pendapat atau perasaan kita. Risiko ini begitu lumrah apalagi di era digital sekarang, seseorang bisa berkomentar apa saja hamper tanpa bisa dikendalikan kecualia dirinya sendiri. Konsekuensinya ia bisa dipidanakan gara-gara dianggap menyinggung pihak ini atau itu di media sosial berkat adanya aturan seperti UU ITE.

Jika Anda termasuk orang yang cepat marah dan emosional, menghindari media sosial saat kesal, marah dan jengkel serta menuangkannya pada diary menjadi pilihan yang lebih aman. Anda tidak akan melukai perasaan orang lain dan secara hukum anda tidak akan dituntut meskipun beropini buruk soal orang lain atau hal-hal buruk yang menimpa Anda. Intinya, dalam menulis diary Anda memiliki kebebasan mutlak.

Namun, jika Anda ingin menulis untuk tidak hanya melampiaskan 'uneg-uneg' tetapi juga menenangkan diri, cobalah menulis blog.

Ini karena menulis blog memberikan efek proteksi psikologis bagi narablog dari serangan kecemasan. Menulis blog juga meningkatkan kepercayaan diri dan membantu mereka dalam memahami teman-teman di sekeliling mereka dengan lebih baik lagi. Demikian temuan dari sebuah penelitian yang dipublikasikan di American Psychological Association.

Menulis ekspresif seperti aktivitas menulis diary atau jurnal pribadi menurut peneliti memang berdampak positif untuk mereka yang tengah dalam kondisi tertekan secara emosional dan psikologis. 

Namun, efek positif yang lebih kuat bisa didapatkan jika seseorang menuliskan pemikirannya di blog sehingga dapat dibaca oleh banyak orang. Dari unggahan tulisan di blog, biasanya akan tercipta dialog dalam kolom komentar sehingga si narablog tidak merasa sendirian. Ia mendapatkan tanggapan dari dunia luar.

Blog meskipun sama-sama hakikatnya adalah media sosial tetapi memiliki karakter yang berbeda dari media sosial lainnya. Di blog, kita mungkin lebih jarang menemukan komentar yang jahat (trolling), perisakan di dunia maya (cyber bullying), dan sejenisnya. Bandingkan dengan media sosial lain seperti Facebook, Twitter, Instagram. Menurut saya, ini karena di blog konten yang diunggah lebih panjang dan padat. Lebih menghabiskan waktu dan menuntut kapasitas intelektual lebih tinggi untuk bisa menulis sebuah blog daripada memiliki akun media sosial pribadi. Mengonsumsi konten di blog juga butuh waktu lebih banyak daripada sekadar membaca status Facebook, sebaris cuitan di Twitter atau foto/ video pendek di Instagram.

Meskipun perisakan dan sejenisnya bisa saja muncul, setidaknya dalam penelitian hampir semua tanggapan terhadap tulisan blog para subjek penelitian menunjukkan nada yang positif.

Sebagai orang yang melakukan kedua aktivitas tersebut (baik blogging dan menulis diary), saya juga merasakan manfaat yang lebih besar tatkala saya berani menuliskan kerisauan saya di blog daripada di diary. Logis saja, karena dengan blogging kita memberi kesempatan bagi orang lain untuk menanggapi keresahan kita. (*/)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun