Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orang-orang di Kebun Sawit (40)

12 September 2017   21:22 Diperbarui: 12 September 2017   21:23 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fhoto/Adin Umar Lubis

Para mandor keluar ruangan dengan pikiran masing masing. Mereka mencerna sendiri sendiri atas ucapan yang disampaikan oleh mandor besar Bambang. Sebelum keluar ruangan mandor besar Bambang membisikkan sesuatu ketelinga mandor Sarmin.

" Kita sama sama diujung tanduk, walaupun kita sama sama sebagai pengurus PKI, kalau tidak saya yang berhenti, sampaeanlah yang akan saya berhentikan  sebagai mandor lapangan ", bisikan itu terasa pedas ditelinga mandor Sarmin.

" Ya, sama sama kita buktikan siapa diantara kita yang berhenti ", mandor Sarmin bergegas meninggalkan ruangan.

Dilapangan tempat pekerjaan, para mandor menemukan banyaknya para kuli yang tidak masuk untuk bekerja, mereka ada yang ikut untuk latihan baris berbaris dalam kelompok PKI yang akan membentuk angkatan kelima. Tidak saja para kuli laki laki yang turut dalam pelatihan itu, para kuli perempuan juga banyak yang turut dalam pelatihan yang diadakan oleh para Gerwani.

Dipembibitan juga terjadi hal yang sama, mandor Sarmin memperhatikan jumlah kuli yang masuk bekerja hanya tinggal separoh. Dia tidak melihat Hartini dipembibitan itu, matanya menyapu bersih lokasi pembibitan, tapi dia tidak mampu untuk berkata kata, dia menahan amarahnya. Ucapan terakhir mandor besar Bambang kini menjadi pikirannya, karena rasa rasanya dia tidak mampu lagi untuk bertindak kasar terhadap para kuli.

Dari jauh mandor Sarmin melihat Nafisah bekerja dengan tekunnya, dalam pikiran mandor Sarmin kini timbul pertanyaan, kenapa Nafisah tidak turut dengan para kuli yang lainnya yang sedang melakukan pelatihan, apakah Nafisah tidak masuk kedalam barisan Gerwani. Mandor Sarmin mendatangi Nafisah dia ingin meminta jawaban atas apa yang menjadi pemikirannya.

" Nafisah?, apa sampean melihat Hartini?", Nafisah menatap wajah mandor Sarmin yang tampak gelisah.

" Tidak tuan mandor, dari tadi saya tidak melihatnya ada dipembibitan ", Nafisah tetap melakukan pekerjaannya, sedikitpun dia tidak tertarik untuk bicara dengan mandor Sarmin.

" Apakah sampean tahu kemana Hartini ", mandor Sarmin kembali menyapu lokasi pembibitan dengan pandangan matanya, rasa kecut muncul dihatinya melihat jumlah buruh yang ada dipembibitan.

" Kata oranmg orang mereka mengikuti pelatihan tentang baris berbaris dan mengangkat senjata tuan mandor ", mandor Sarmin menatap Nafisah dengan pandangan mata yang tidak  lagi terlihat tajamnya.

" Kenapa sampean tidak ikut pelatihan itu?, apakah sampean bukan masuk kedalam barisan Gerwani?", pertanyaan mandor Sarmin lama baru dijawab oleh Nafisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun