Mohon tunggu...
Daun hijau
Daun hijau Mohon Tunggu... Freelancer - Apa yang harus diterangkan, jika suram lebih menawan

Tetaplah menjadi hijau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Bertemu untuk Menyatu, Bukan Bertemu untuk Berlalu

1 April 2019   10:19 Diperbarui: 1 April 2019   10:44 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seharusnya kita tetap saling menyapa, bukan saling membuang muka. Dulu kita pernah berbagai tawa, tapi sekarang saling menorehkan luka. Dulu kita pernah mengukir cerita, tapi sekarang kita saling membuang kata. Dulu kita pernah saling mencari, tapi sekarang kita saling membelakangi. Dulu kita pernah saling menguatkan, tapi sekarang saling menjatuhkan. Dulu, aku rindu. Sekarang, tak ingin kujalani.

Kita seharusnya tak berakhir seperti ini, saling membenci. Berpura-pura melupakan segala apa yang terjadi. Mengutuk apa yang pernah kita lewati. Ini adalah hal yang bodah, kenangan tetaplah kenangan. Semakin berusaha untuk dilupakan semakin kuat dalam ingatan. 

Aku dan kamu seharusnya tak saling menjauh, bersikap tak peduli. Tapi dalam hati tetap saling mencari. Kita sama-sama tahu, kita membuat kesalahan yang sama, menyimpan curiga. Pada akhirnya membawa petaka. Aku dan kamu tak lagi menjadi kita.

Kita telah memberikan ego berkuasa. Menghalangi hati berbicara. Pada akhirnya kita terluka, kecewa, merana. Seharunya kita saling terbuka, membuang curiga. Tak akan pernah ada luka yang menimpa. Namun kita merasa tinggi untuk mengalah, dan tak ada yang mau menyerah. Dan kita berakhir dengan kekalahan yang sama, luka yang masih membekas di dada, namun tetap dengan perasaan yang sama, cinta. Menggelikan.

Bolehkah kita mengulang, apa yang coba kita lupakan. Kembali pulang dalam pelukan, yang kita rindukan. Kembali kesedia kala, tanpa pernah saling menyimpan curiga. Berusaha menerima bahwa kita pernah terluka, dengan hal yang sama, tak pernah saling terbuka. Kita kembali untuk menumbuhkan percaya. Membunh segala curiga. Menguatkan untuk saling menjaga. Dan kita akan selalu ada.

Tanamkan bahwa kita bertemu untuk menyatu, bukan bertemu untuk berlalu. Biarkan masa lalu tetap menjadi masa lalu, dan masa depan adalah hal yang akan kita rencanakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun