Kami dipaksa menerima kenyataan itu. Mata pelajaran tik diganti prakarya.Inilah bentuk arogansi kekuasaan.Â
Guru tik menjadi korban kebijakan. Peserta didikpun demikian.
Mereka tak lagi mendapatkan mata pelajaran TIK yang mereka sukai dan senangi.
Hasil jajak pendapat kami menunjukkan bahwa TIK masih diperlukan sebagai mata pelajaran. Dari jajak pendapat itu menunjukkan 97% setuju TIK diperlukan sebagai mata pelajaran. Hanya 3 % saja yang tidak setuju dari ribuan orang yang mengisi survey secara online.
Kebijakan yang keluar ternyata belum sesuai harapan. Derita guru TIK masih terasa di era revolusi industri 4.0.
Harapan demi harapan semoga menjadi kenyataan. Semua itu akan terus kami perjuangkan sampai TIK kembali sebagai mata pelajaran.
Materi TIK harus terus diupdate. Disesuaikan dengan perkembangan TIK kekinian.
Semoga di bulan ramadan ini ada berita bahagia untuk guru TIK.
Mata pelajaran TIK dikembalikan lagi oleh presiden Jokowi.Â
Itulah harapan kami.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Kunjungi http://wijayalabs.com