Dikisahkan bahwa ternyata pada jamannya, Ratu Cleopatra pernah berbulan madu di kota Ephesus pada suatu saat di musim semi. Ephesus, Kota Yunani Kuno di sebelah barat dari Anatolia, kota Selçuk, Provinsi Izmir. Kota ini adalah salah satu dari dua belas kota dari liga Ionian dalam sejarah pemerintahan Yunani kuno.
Sebelum perjalanan menuju kota kuno Ephesus, dalam perjalanan kami singgah sebentar di Ibukota Provinsi Izmir yaitu Kota Izmir. Kota ini terkenal dengan para wanita cantik. Saking banyaknya, sampai-sampai mereka mengibaratkan, diantara sepuluh wanita di Izmir, maka yang cantik ada sebelas orang. Masa iya sih ? yah, buktikan saja sendiri. Yang pasti, memang banyak sekali wanita cantik yang terlihat di sepanjang perjalanan kami di kota Izmir.
Perjalanan kemudian dilanjutkan esok harinya ke Ephesus. Disini ada candi terkenal dengan nama candi Artemis. Candi yang selesai dibangun 550 SM, merupakan satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Ephesus dulunya adalah kota yang dikuasai oleh Lysimachia, salah seorang jendral perang Alexander Agung. Sepeninggal Alexander Agung, wilayah-wilayah taklukan di perebutkan dan dibagi-bagi oleh para jendralnya karena Alexander mati muda dan tidak mempunyai anak sebagai penerusnya. Ephesus kemudian dikuasai oleh Kekaisaran Romawi pada 88 SM. Seperti diceritakan di awal narasi, bahwa Kaisar Romawi Mark Anthonius dan Ratu Mesir Cleopatra pernah berkunjung pada musim semi ke Ephesus pada 33 SM untuk berbulan madu. Pada masa kaisar Augustus, 27 SM, Ephesus dijadikan ibukota untuk provinsi Anatolia Barat dari Kekaisaran Romawi dan sejak inilah Ephesus berkembang menjadi kota besar masa itu. Tur yang kami lewati berawal dari puncak bukit, dimana sejarah kota yang mencapai puncak kejayaan pada abad ke-2 Masehi ini berawal. Pilar-pilar marmer berjejer di sepanjang jalanan masuk yang juga terbuat dari batu marmer. Kota kuno yang masih terawat meskipun gempa dasyat tercatat pernah menghancurkan kawasan ini.
Gladiator, tugasnya hanya untuk bertarung melawan sesama Gladiator maupun binatang buas. Mereka adalah para petarung yang sangat kuat di zaman Romawi Kuno. Pertarungan mereka menjadi konsumsi publik yang exclusive di jaman itu dan sangat dinantikan. Semakin cepat mengalahkan lawannya, maka semakin hebat Gladiator itu dan tepuk tangan akan semakin membahana dan bergemuruh.
Masih banyak lagi bangunan-bangunan yang kami lewati termasuk diantaranya reruntuhan pasar kuno, juga sarana-sarana umum lain seperti perpustakaan Celsus, jalan-jalan kota dengan pilar-pilar di kiri kanannya, rumah sakit, Hamam (pemandian umum), ‘Rumah Cinta’ yang berseberangan dengan perpustakaan. Diketahui kemudian bahwa ternyata ditemukan lorong bawah tanah yang menghubungkan antara Perpustakaan Celsus dengan ‘Rumah Cinta’ ini. Jadi ketika para istri ke pasar, para lelaki pamit ke Perpustakaan, tapi mereka sebenarnya berkunjung ke para wanita di ‘Rumah Cinta’. Hmm, dari jaman dulu ternyata banyak juga laki-laki hidung belang ya.
Kisah tentang Perpustakaan dan Rumah Cinta ini sempat membuat kisruh. Haha, para ibu-ibu di rombongan yang kebetulan melakukan perjalanan bersama suami-suami mereka terlihat saling menyikut para suami. Sesungutan lalu berkata, " dasaar ya bapak-bapak ini... gak dulu gak sekarang, IDEM..." Untung saja, muka cemberut yang mereka tampilkan hanya sekedar gurauan, karena berikutnya serentak mereka tertawa bersama lalu mulai beranjak ke area Artemis berikutnya. Area yang juga menjadi ciri khas kota Romawi kuno ini adalah toilet umum yang dibuat hanya untuk para bangsawan dan orang-orang kaya saja. Dudukannya berdekatan tanpa sekat, dan dikaki mereka mengalir air buat -maaf- cebok. Kasihan ya orang yang berada di paling ujung, menggunakan air bekas orang-orang sebelumnya. Jadi kebayang mereka buang air sambil melihat orang disebelahnya juga melakukan kegiatan yang sama ;)