Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Baper dan Gerah Pada Iklan? Waspada, It Works on You!

6 Agustus 2017   02:21 Diperbarui: 6 Agustus 2017   21:34 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampilan situs telkomsel ketika di-crack|http://makassartoday.com

Iklan terbaru XL yang menyasar netizen dengan hashtag #TapiBukanKamu atau #BahagiaItuGratis memang mempertanyakan layanan kompetitor sebelah. Dengan visual dan verbal yang lugas, simbolisasi kuning dan merah nampak. Bahkan merah dari operator di kelas berbeda pun dapat tampil dengan bermain-main di ranah visualisasi-interpretatif.

Sah, Efektif, Berhasil?
Sah, tentu saja. Karena menjadi bagian dari kompetisi dan layanan. Sebab yang diusung bukan soal olok-olok semata, tapi memang ada unsur "perbedaan layanan" dan "layanan lebih baik" dari jenis varian kartu baru produk telco yang kerap diinsialkan dengan "Si Biru" ini.

Dengan masifnya perkembangan dan pengembangan XL, si kuda hitam ini memang lambat laun menarik perhatian. Tinggal soal delivery layanan yang perlu kita cek tingkat layanannya. Soal produk mahal, ribet, yang sering diasosiasikan dengan Si Merah dan Si Kuning (yang belakangan sebenarnya suka warna marun karena dibeli oleh perusahaan asing beridentitas korporat itu), menjadi titik lemah yang disasar iklan terbaru ini.

Apalagi, soal barisan sakit hati masyarakat penguna layanan sempat terbalaskan dengan situs kedua telco kelas berat yang sempat down di-crack oleh peretas.

tampilan situs telkomsel ketika di-crack|http://makassartoday.com
tampilan situs telkomsel ketika di-crack|http://makassartoday.com
Bagaimana kelanjutan iklan seperti ini? Menurut saya, akan terus berlanjut, dan konsumen yang diuntungkan. Karena pada akhirnya, telco akan berusaha memenuhi apa yang menjadi janji iklannya. Jika tidak, orang-orang seperti hackers akan hadir, atau dapat memboikot seperti yang terjadi di medsos beberapa waktu lalu soal pemecatan karyawan Si Kuning karena meluapkan referensi politiknya di medsos.

Intinya, dengan iklan yang menyindir kompetitor, simpel saja, it works. Juga, memang menjadi bagian strategi yang memicu kreativitas dan inovasi dalam melakukan iklan dan pada akhirnya pada pelayanan dan delivery produk itu nantinya.

Etika dan Awareness
Urusan etika, jika Anda melihat ini tidak beretika dan seterusnya, mungkin bisa merujuk ke beberapa panduan etika periklanan baik internasional maupun nasional. Misalnya, Etika Pariwara Indonesia (EPI). Pelanggaran atau tidak, sudut etika memang bukan sudut hukum. Asal dalam koridor yang aman. Mungkin pula, masih dalam toleransi EPI. Nah, jangan-jangan, Anda yang baper dan gerah dengan "attack ads" dan tanpa sadar, seperti studi yang dikutip di atas, justru Anda yang paling terpengaruh oleh iklan tersebut.


Ini, membentuk opini, membentuk lawan dari brand yang sudah mapan, mungkin, bisa menang, mungkin juga, tidak. Tapi bagi brand baru, ini awareness yang pas. Bagi brand yang sedang merangkak dan jadi kuda hitam, ini juga tunggangan yang cocok. Bagi Anda yang menonton dan kemudian memilih untuk berpihak, baik pihak pro maupun pihak kontra, maka, Anda most likely pihak yang akan terpengaruh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun