Mohon tunggu...
Gaya Hidup

JR Saragih, Unik dan Kharismatis

10 November 2016   11:26 Diperbarui: 10 November 2018   13:09 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 ( Selamat  Ulang Tahun ke-50)


Oleh : Ulamatuah Saragih 

Saya kenal secara “dekat” dengan Dr Jopinus Ramli Saragih, SH, MH lebih kurang 8 tahun yang lewat, persisnya sebelum Pilkada Tahun 2010. Pada suatu hari ketika itu--- secara kebetulan--- kami ketemu di suatu tempat yang eksklusif di kota Medan. Ketika itu kami berbincang empat mata selama lebih kurang 2 jam. Beliau menyatakan niat tulusnya ingin mengabdi di kampung halaman Kabupaten Simalungun dan rela pensiun dini, melepas dinas dari korps CPM TNI. 

Ketik itu saya dengan sabar mendengar obsesi JR ( nama panggilan yang lazim disebut). Maklum saja , saya sebagai mantan wartawan tentu terbiasa mendengar paparan dari siapa saja, apalagi tanpa saya tanya (wawancara) dengan lugas JR menceritakan diri dan cita-citanya. Justru sebaliknya JR yang sekali-sekali bertanya kepada saya tentang strategi dan peta politik menjelang Pilkada tahun 2010.  Kebetulan pada masa itu saya menjabat sebagai Ketua Panwaslih Kabupaten Simalungun. Ketika itu saya katakan sama JR, sebagai Ketua Panwas saya harus netral, namun secara pribadi saya yakin dengan isu “agenda perubahan” yang diusung oleh JR kelak akan memenangkan pertarungan politik meraih kursi Simalungun 1. 

Dia sadar betul, ketika itu yang menjadi rival berat adalah incumbent Drs Zulkrnain Damanik MM yang masih menjabat sebagai Bupati Simalungun 2005-2010. Singkat cerita, akhirnya JR Saragih yang berpasangan dengan Nuriaty Damanik SH tampil sebagai pemenang Pilkada Simalungun tahun 2010 dengan mengungguli 4 pasangan lainnnya yaitu Zulkarnain Damanik-Marsiaman Saragih, Syamsudin Siregar-Kusdianto, Kabel Saragih-Muliono dan Ir Muknir Damanik-Miko.  

Secara bergurau ketika itu saya katakan sama JR, bahwa kali ini pasti ada perubahan. Selama ini cuma “ Saragih” yang belum pernah jadi bupati Simalungun dari marga Simalungun SISADAPUR ( Sinaga, Saragih, Damanik, Purba), artinya marga Sinaga, Damanik dan Purba sudah pernah, maka sudah tiba giliran “ Saragih “, kataku ketika itu membuat JR senyum-senyum.

Secara psikologis, saya berkesan ketemu dengan JR pada masa itu. Kesan pertama  saya, dia cerdas, penuh perhatian, penyayang dan bersahaba serta kharismatis. Pada pertemuan pertama itu suasana sudah terasa akrab dan begitu berlanjut berkomunikasi hingga dlantik jadi Bupati Simalungun 2010-2015 pada tanggal 28 Oktober 2010.

Dalam catatan kecil ini, saya tidak ingin untuk menilai bagaimana   kinerja JR Saragih menjadi Bupati Simalungun 2010-2015 yang kemudian terpilih lagi untuk periode kedua 2015-2020 ( dilantik Maret 2016) setelah mngguli 4 pasangan lainnnya yaitu Tumpak Siregar-Irwansyah Damanik, Nuryati damanik-Posman Simarmata, Evra Sassky Damanik-Sugito dan Lindung Gurning-Soleh Saragih. Yang berkesan bagi saya sejak kenal dengan JR, penasaran ingin mengenal lebih jauh dengan beliau. Saya mencari info dan biografinya, yang ternyata memang termasuk “ manusia langka” yang gigih berjuang sejak kecil yang menjadi anak yatim.

Jopinus Ramli Saragih atau dikenal dengan JR Saragih melewatkan masa kecil dengan tidak mudah. Dia dilahirkan pada 10 Nopember 1968.Pada tahun 1969, saat masih belum genap berumur 1 tahun, ayahandanya  meninggal dunia. Usia yang seharusnya dihabiskan dengan merasakan kasih sayang orangtua. Kemudian JR Saragih dititipkan kepada neneknya yaitu (alm) Tapi br.Purba (Ibunda Rasen Saragih) yang tinggal di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.  Kasih sayang seorang nenek ia rasakan hingga ia mengenyam pendidikan kelas IV sekolah dasar. Ia pun memutuskan meninggalkan Raya, bertekad melanjutkan sekolah di Kutabaru, Kecamatan Munthe, Kabupaten Tanah Karo. Pendidikan kemudian ia lanjutka di Kutabaru.

Sejak kecil, kerja keras sudah melekat pada dirinya. Tempaan hidup dan kenyataan yang ia hadapi, mengharuskan JR Saragih memenuhi kebutuhan hidup dengan berdikari. Namun ia tidak menyerah. Ia sadar, pendidikan adalah kunci untuk perubahan masa depan. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi  di kemudian hari, untuk berbisnis di bidang pendidikan. Ia yakin, nasib akan diubah oleh diri sendiri, salah satunya dengan mengenyam pendidikan yang baik. Pada usia yang masih belia, JR Saragih secara mandiri mencari biaya pendidikan tanpa kenal menyerah, meski ia saat itu harus bekerja serabutan.  

Menyemir sepatu, menjadi kernet bus Simas dan Sepadan ia jalani dengan keteguhan hati. Dorongan kuat untuk mengubah nasib, menjadikan JR Saragih muda tanpa malu mencari sepeser uang, untuk kehidupan sehari-hari serta biaya pendidikan. –
Sebagaimana ungkapan yang lazim, bahwa ternyata terkadang merebut sesuatu itu lebih gampang dari pada mempertahankannnya. Hal itu mungkin berlaku bagi JR, yang begitu sulitnya untuk mempertahankan jababatan sebagai Bupati Simalungun untuk periode kedua, yang penuh dengan dinamika. Tapi fakta menunjukkan, bahwa JR masih dicintai oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Simalungun  dibanding dengan calon /figur lainnnya, sehingga berhasil menduduki kembali kursi Bupati Simalungun. Setelah terpilih untuk periode kedua, kepada saya--- yang kebetulan menjadi Ketua Panwas lagi--- banyak kritik, pertanyaan bahkan hujatan dan sinisme yang intinya “ kok JR lagi yang (bisa)menang. Secara normatif saya jawab, bahwa yang buat JR jadi Bupati lagi adalah rakyat Simalungun, dan prosesnya sudah berjalan sesuai dengan hukum dan mekanisme perundang-udangan di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun