Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Robot yang Bisa Berpikir, Sebuah Tipuan Elon Musk(?)

20 September 2017   20:30 Diperbarui: 20 September 2017   20:45 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elon musk seorang ahli AI-artifical intelegencia alias ' kecerdasan buatan' yang dianggap salah seorang manusia superpintar diatas bumi suatu saat berpidato dihadapan pertemuan para gubernur se Amerika serikat,dalam pidato nya ia memperingatkan bahwa kecerdasan adalah 'risiko terbesar yang kita hadapi sebagai sebuah peradaban' dan mendesak agar pemerintah Amerika Serikat untuk segera mengadopsi undang-undang AI sebelum robot mulai berjalan di jalanan 'membantai manusia'. bahkan dia mengungkapkan rencananya mengirim misi ke Mars salah satunya sebagai persiapan jika Kecerdasan Buatan mengambil alih bumi. sebelumnya ia memperingatkan punahnya manusia oleh kecerdasan buatan

Apakah ia mengucapkan itu karena terobsesi berat ingin bisa menciptakan robot yang bisa berfikir dan bukan bermaksud 'menipu' (tanda kutip) publik .. entahlah ..

Atau sebagai perbandingan,perhatikan ucapan ilmuwan DARPA yang menunjukkan obsesi serupa, "tujuan industri robotika adalah membangun mesin yang berpikir seperti manusia. para ilmuwan telah mengejar tujuan ini selama beberapa dekade, dan mereka percaya bahwa mereka sekarang sudah begitu dekat dengan tahap akhir."

Lalu dari wacana perdebatan seputar AI muncul pertanyaan: bagaimana jika mereka---para ilmuwan DARPA---berhasil menciptakan robot yang persis manusia?

Robot bisa menghancurkan sang pembuatnya ?

Yang saya bayangkan adalah andai para gubernur itu lantas terprovokasi oleh pidato Elon-merasa cemas dan ketakutan oleh peringatan nya  itu.lantas kasak kusuk mencari solusi jalan keluarnya maka saya yakin para gubernur itu sebenarnya telah tertipu (!)..  mengapa saya katakan mereka telah tertipu ini yang kemudian  ingin saya dalami dalam artikel ini

Ya, orang cerdas-superpintar seperti Elon musk atau para ahli AI atau para teknolog lain memang harus kita akui sumbangan mereka pada peradaban ilmu pengetahuan  tetapi tanpa kita sadari sebenarnya mereka juga berpotensi 'menipu' kita-publik utamanya orang orang awam. contoh,sebagian publik awam misal bisa saja beranggapan bahwa kelak para ahli AI bisa membuat robot yang bisa berfikir sendiri-memiliki emosi dan lalu berbalik melindas sang penciptanya sendiri (!) sebagaimana perkataan Elon,atau membuat kerusuhan di atas muka bumi seperti dalam film film fiksi ilmiah.tipuan ilmiah yang bagi seseorang mungkin lebih merupakan humor yang menyenangkan atau menghibur walau mungkin ada yang menganggapnya serius

Para ahli bisa membuat robot yang bisa berfikir ?

Para ahli AI pastinya ingin terus mengembangkan ilmu pengetahuan mereka termasuk mengaplikasikan AI itu pada robot sehingga kelak bisa tercipta robot yang superpintar yang bahkan bisa menggantikan peran manusia dalam berbagai pekerjaan.bahkan sebagian mungkin membayangkan saking pintarnya sehingga muncul ide dari si robot untuk memberontak kepada 'majikannya'

Pertanyaan kita orang orang awam tentu adalah seputar apakah memang memungkinkan bisa dibuat robot yang bisa berfikir sendiri seperti manusia-memiliki ide-gagasan sendiri yang diluar kontrol manusia dan lalu efek fatalnya adalah berbalik melindas manusia itu sendiri seperti digambarkan Elon musk atau seperti yang biasa kita lihat dalam film film fiksi ilmiah (?)

Tunggu dulu,berilusi sih mudah dan sah sah saja, bebas-bahkan tanpa batasan(siapa yang bisa membatasi ilusi-khayalan manusia?)..,tetapi kalau masuk ke wilayah fakta-kenyataan itu kita harus bisa membatasi diri.ya,dunia khayal memang tidak dibatasi oleh hukum kehidupan pasti-hukum logika atau hukum fisika tetapi dalam kenyataan kita dikungkung oleh hukum kehidupan pasti-hukum logika serta hukum fisika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun