Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Eksotisme NTT Menggugah Nasionalisme (3)

6 September 2017   14:22 Diperbarui: 6 September 2017   14:34 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari perbatasan NTT-Timor Leste kita balik lagi ke Kupang untuk terbang ke Flores Timur. Dengan pesawat mini, perjalanan ke Larantuka, Flotim, ditempuh kurang dari 1 jam. Dari atas gw udah kayak orang gila karena bagus banget ngeliat jajaran pulau-pula lucu dan hijau-hijau yang enggak pernah gw  liat sebelumnya.

Sampai di bandara Larantuka, gue langsung loncat-loncat kegirangan dan temen-temen gue pura-pura gak kenal gara-gara malu dengan kelakuan gw (-__-). Sumpah bagus banget! Kalau kata temen gue, Flotim itu sampe langitnya kelihatan pendek ya saking bagusnya. Bahkan temen gue yanga asli orang Manggarai Flotim bilang, kalau dilihat-lihat kampung gue ternyata bagus ya (yaelah kemana aja lu!)

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
 Dan kita dikasih penginapan yang lumayan bagus versi di sana dengan pemandangan bibir pantai. Hmmmmmmm....

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Enggak bisa lama-lama terlena karena abis ini kita harus nyebrang ke Pulau Solor buat berburu cerita humanis lagi. Dari dermaga Larantuka ke Solor lumayan lama hampir sejam lagi. Tapi enggak apa-apa deh karena lautnya biru banget dan sampe mau tidur-tidur di atas dek perahu.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Sampai di Solor, enggak ada angkot atau mobil bagus yang bisa antar kita ke rumah narsum itu. Kita akhirnya naek mobil pikap yang udah disiapin dengan jalan super kecil.

Perjalanan selama 30 menit makin butuh perjuangan karena kita disiram hujan. Berhenti dulu deh di kedai kopi yang cuma dari kayu-kayu yang ditiup angin kencang mungkin udah roboh tuh warung.

Antisipasi hujan lagi, kita pasang belakang pikap kita dengan terpal bener-bener adventure banget mana gw kebelet pipis akhirnya untuk kesekian kalinya numpang lagi di rumah orang. Beruntung mereka welcome banget meski gue cuma numpang buang air. hihi

Yang menarik sepanjang perjalanan kita juga bandel metik buah coklat yang sudah matang untuk dinikmati bersama. Yang unik gak cuma itu, karena di sini kita banyak banget nemuin makam di depan rumah yang dihias dan dibangun jauh lebih bagus dari pada rumahnya. Aneh kan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Anak-anak, ibu-ibu gak takut, mereka duduk aja santai sambil ngobrol-ngopi di atas kuburan itu macem teras gitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun