Dari perbatasan NTT-Timor Leste kita balik lagi ke Kupang untuk terbang ke Flores Timur. Dengan pesawat mini, perjalanan ke Larantuka, Flotim, ditempuh kurang dari 1 jam. Dari atas gw udah kayak orang gila karena bagus banget ngeliat jajaran pulau-pula lucu dan hijau-hijau yang enggak pernah gw  liat sebelumnya.
Sampai di bandara Larantuka, gue langsung loncat-loncat kegirangan dan temen-temen gue pura-pura gak kenal gara-gara malu dengan kelakuan gw (-__-). Sumpah bagus banget! Kalau kata temen gue, Flotim itu sampe langitnya kelihatan pendek ya saking bagusnya. Bahkan temen gue yanga asli orang Manggarai Flotim bilang, kalau dilihat-lihat kampung gue ternyata bagus ya (yaelah kemana aja lu!)
Sampai di Solor, enggak ada angkot atau mobil bagus yang bisa antar kita ke rumah narsum itu. Kita akhirnya naek mobil pikap yang udah disiapin dengan jalan super kecil.
Perjalanan selama 30 menit makin butuh perjuangan karena kita disiram hujan. Berhenti dulu deh di kedai kopi yang cuma dari kayu-kayu yang ditiup angin kencang mungkin udah roboh tuh warung.
Antisipasi hujan lagi, kita pasang belakang pikap kita dengan terpal bener-bener adventure banget mana gw kebelet pipis akhirnya untuk kesekian kalinya numpang lagi di rumah orang. Beruntung mereka welcome banget meski gue cuma numpang buang air. hihi
Yang menarik sepanjang perjalanan kita juga bandel metik buah coklat yang sudah matang untuk dinikmati bersama. Yang unik gak cuma itu, karena di sini kita banyak banget nemuin makam di depan rumah yang dihias dan dibangun jauh lebih bagus dari pada rumahnya. Aneh kan.