Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

A Life Beyond Boundaries dalam 9 Catatan Penting

20 Januari 2017   08:39 Diperbarui: 13 Desember 2019   10:37 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: METANARASI.NET

Tahun 2015, pada 13 Desember, seorang Indonesianis besar wafat di Batu, Malang, Jawa Timur.

Kerja intelektual yang membuatnya sangat terkenal secara internasional adalah Imagined Communities (1983). Sedang disertasinya tentang Indonesia, Java in a Time of Revolution; Occupation and Resistance, 1944-1946, membahas masa-masa pendudukan Jepang menjelang Proklamasi 1945. 

Dua buku yang seharusnya diselami lagi generasi muda Indonesia hari ini di tengah “perang hoax” yang menciptakan kegaduhan, kubu-kubuan dan kecemasan berlarut-larut.

Indonesianis besar yang saya maksud Benedict Richard O’Gorman Anderson atau Opa Ben Anderson, saya lebih suka memanggilnya begini. 

Mula-mula ketertarikan pribadi saya kepada sosok ini dipicu oleh pertanyaan yang sifatnya “geneologis”, siapakah yang menjadi pembimbing George Aditjondro ketika menempuh studi di Cornell

Pertanyaan ini sifatnya paradigmatis: sistem berpikir bukan sebatas tentang bagaimana masalah-masalah dikaji dengan sudut pandang atau kaidah metodologi tertentu. Namun juga bagaimana sistem gagasan mengembangkan dirinya, mendunia atau malah ditinggalkan pengikutnya.

Sewindu sebelum wafatnya, Opa Ben Anderson menulis memoar pendek yang mulanya ditujukan untuk pembaca Jepang dan terbit tahun 2009. Memoar itu lantas diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul A Life Beyond Boundaries kemudian diterjemahkan lagi kedalam bahasa Indonesia oleh Ronny Agustinus dengan judul yang lebih simbolik dari arti harafiah, Hidup di Luar Tempurung (Marjin Kiri, 2016).

Bagi saya, Hidup di Luar Tempurung adalah ajakan Opa Ben Anderson menelusuri konteks sosio-historis yang mengitari, mempengaruhi dan membentuk pertumbuhan intelektualismenya. 

Ajakan seperti ini juga adalah strategi membaca sisi non-intelektual dari riwayat intelektualisme sosok yang memberi kontribusi dan pengaruh besar.

Beberapa catatan penting yang terbatas bisa saya sarikan disini memang adalah deretan peristiwa (konteks) yang saya pandang penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun