Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 015 - Mengampuni itu Indah dan Mudah

21 Agustus 2017   11:28 Diperbarui: 31 Agustus 2017   09:56 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengampuni itu Indah dan Mudah

Jika dikatakan memaafkan dan mengampuni itu indah,
Tampak jelas sudah, tidak banyak yang merasa gerah,
Gundah, susah apalagi resah, semuanya bisa pasrah.
Bagi mereka yang pernah mengampuni agak bersusah
Pilah, walau akhirnya memang terasa manis dan indah
Karena tak lama setelah, jiwa tenang, pulas tengadah,
Damai, tenteram, bebas marah, tak ada lagi itu resah.
Pendek kata mengampuni memaafkan, ronanya cerah
Berkilau indah laksana mutiara ditatah di bilah hadiah
Tak ada gegurat gerah dan jengah, resah dan gundah,
Marah dan susah, jengah gelisah, tak terengah-engah.
Yang ada cuma gelora mencintai sesama, tak berubah
Selalu menyala berkobar-kobar, penuh deraian gairah.

Lalu jika kemudian ada yang mengatakan ringan lidah
Bahwa memaafkan dan mengampuni itu amat mudah?
Banyak kening mungkin bertaut, berkerut tanda resah,
Lalu lidah pun ikut mendesah-desah, dan hati gelisah,
Karena banyak orang merasakan sendiri, tidak mudah
Ya betapa mengampuni dan memaafkan tidak mudah.
Mengampuni itu susah, ibarat tautkan ujungnya galah.
Susah, amatlah tidak mudah, garan lapah sirat tanah,
Menghilangkan marah itu, sudah jelas amatlah susah.
Pendek kata, mengampuni bisa saja dirasa ikat indah,
Tetapi jelas amat tidak mudah, kala hati harus ditatah.
Karenanya jangan pernah berani dikata, ini silat lidah,
Bahwa mengampuni bak membalik tangan, itu mudah.

Bagiku mengampuni memaafkan itu bukan saja indah
Tetapi juga mudah, karena pernah terucap oleh lidah.
Juga karena sebenarnya, tidaklah sulit apalagi susah
Jika diminta memilah-milah, mana benar mana salah.
Dosa kesalahan sesama biasanya kecil bertaut kalah
Lalu terikat rajutan maaf, sebelum dia terbelah-belah.
Beda dengan kesalahan dan dosa kita yang tengadah
Julang ke angkasa membelah, tidak lagi terpilah-pilah
Karena diikat keras menyatu beku, lalu membongkah.
Lalu bagaimana bisa di kepala terus saja erat didesah
Mengampuni dan memaafkan sesama jadi tak mudah?
Jika kesalahan dan dosa kita yang keras membongkah
Ingin segera bisa diampuni, lalu larut dipecah-pecah?

Mengampuni itu indah serta mudah, ini slogan ziarah.
Jika di nurani, acap kali muncul keinginan dan gairah
Mengumbar benci, dendam serta memelihara amarah,
Tangkupkan tangan, supaya nurani segera tergugah
Bahwa dosa diri membeku dan berbongkah-bongkah
Hanya bisa dibelah jika benci, dendam, serta amarah
Segera saja, diganti dengan perintah yang amanah,
Bahwa memaafkan serta mengampuni, jelas sudah,
Tidak hanya slogan pemanis tapi perintah dan titah,
Ditulis dalam kitab-kitab suci para nabi, dulu pernah,
Kemudian menjadi satu-satunya titah perintah Allah.
Kemudian ditunjukkan sendiri oleh Putra utusanNya
Sejak Ia mulai bisa mengajar, sampai nanti disesah,
Bahwa mengampuni sesama puncak semua perintah.

Berapa kali harus memaafkan, mengampuni, pernah
Dengan suara rendah, murid bertanya masalah titah,
Sampai tujuh kali? Pertanyaan inipun dijawab ramah
Tapi penuh kobaran semangat, ketetapan api gairah,
Sampai tujuh puluh kali tujuh kali; ini intisari perintah.
Itupun menjadi jawaban tersurat pertanda bahwa titah
Telah diturunkan, pada para murid yang sama rendah,
Agar tak pernah ada ragu-ragu, ampuni yang bersalah.
Ampuni kesalahan seperti kami ampuni yang bersalah
Memaafkan, mengampuni sesama, indah serta mudah,
Karena jika ditakar dengan akal budi, sama persis dah,
Dengan ampuni dosa sendiri nan berbongkah-bongkah.

Memaafkan serta mengampuni sesama itu pasti indah,
Juga sudah pasti amat, serta sangatlah terlalu mudah,
Karena sama serupa sama sekali tak ada beda noktah
Dengan mengampuni dosa sendiri yang sebesar gajah.

Dr. Tri Budhi Sastrio -- tribudhis@yahoo.com
HP. 087853451949 -- SDA11092011 -- Essi no. 015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun