Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Berbenah dalam Gelisah, Pelaku Olahraga Kebumen Bermusyawarah

10 Februari 2019   00:36 Diperbarui: 10 Februari 2019   02:41 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat Anggota Tahunan KONI Kab. Kebumen 2019. Dokumen pribadi.

Pelaku olahraga amatir di Kabupaten Kebumen hari ini (Sabtu, 9 Pebruari 2019) menghadiri undangan Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Kabupaten Kebumen Tahun 2019 yang bertempat di salah satu ruang rapat Hotel dan Cafe Candisari, Karanganyar, Kebumen. Dihadiri oleh 37 dari 40 anggotanya yang berasal dari perwakilan Pengurus Kabupaten (Pengkab) cabang-cabang olahraga (cabor) berjalan relatif lancar. 

Kegiatan yang tentunda dua bulan karena adanya hajatan POR Provinsi Jawa Tengah di Solo 2018 ini, dibuka oleh RAY Ageng, Staf Ahli mewakili Bupati Kebumen, Yasid Mahfudz, secara umum mengungkap masalah klasikal: kelangkaan prestasi maksimal dari cabor-cabor prestasi karena minimalnya dukungan dari Pemerintah dan DPRD dengan alasan klasik pula. 

Salah satu alasan itu adalah mengambing-hitamkan peringkat kemiskinan Kabupaten Kebumen sebagai daerah termiskin kedua di Provinsi Jawa Tengah yang telah berlangsung puluhan tahun. 

Hebatnya, dalam kurun waktu yang relatif pendek, ada dua kasus Operasi Tangkap Tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Yaitu kasus suap  Setda Adi Pandoyo yang terjerat proyek perbukuan di lingkungan Disdikpora 2016. 

Dan kasus suap lainnya yang dilakukan Bupati Baru, M. Yahya Fuad pada tahun 2018. Kedua kasus tersebut bukan lagi sebuah ironi, namun telah menjadi tragedi yang oleh sebagian warga masyarakat Kabupaten Kebumen sebagai tsunami pemerintahan.    

Satu dari dua wakil Pengkab Perkemi Kabupaten Kebumen. Dokpri
Satu dari dua wakil Pengkab Perkemi Kabupaten Kebumen. Dokpri
Pada sambutannya, baik pejabat pemerintah yang juga diwakili oleh Azlam Fathoni , Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Kadisporawisata) maupun Ketua Umum KONI Kabupaten Kebumen, Sri Hartanto berharap bahwa prestasi yang diraih para atlet di ajang pesta olahraga tingkat Provinsi Jawa Tengah 2018 di posisi buncit alias terbawah menjadi bahan evaluasi bersama semua pemangku kepentingan dalam keolahragaan. 

Karena itu, mulai tahun berikutnya (2020) prestasi olahraga dapat didongkrak ke posisi yang lebih baik. Cara yang akan dilakukan oleh KONI di antaranya adalah mendasari pada Basis Data Atlet  dengan peluncuran aplikasi serta mendorong partisipasi aktif cabang-cabang olahraga dalam perencanaan kegiatan dan penganggaran  KONI tahun 2020. Dengan demikian, semua cabang olahraga anggota KONI diberikan kesempatan yang sama untuk memaksimalkan kemampuannya. Terutama dalam hal pembinaan prestasi atlet maupun manajemen organisasi. 

Peserta RAT KONI Kabupaten Kebumen. Dokumen pribadi.
Peserta RAT KONI Kabupaten Kebumen. Dokumen pribadi.
Proses perencanaan yang mengakomodasi pendekatan bottom up  diharapkan dapat memacu masing-masing cabang olahraga tidak hanya piawai dalam pembinaan prestasi atlet, tapi juga pengembangan organisasinya. Hal ini terungkap dari ucapan Ketua Umum, Sri Hartanto, bahwa mulai tahun 2020 KONI hanya bertindak sebagai fasilitator yang puncaknya akan diuji dalam Musyawarah Rencana Kegiatan (Musreka) yang mengadopsi model Musrenbang pemerintah.  

Sebagai ilustrasi, jika di tahun 2015 alokasi dana hibah untuk KONI sebesar 600 juta, 2017 : 1 milyar, 2018: 1,25 milyar dan 2019 naik tipis menjadi 1,35 M. Maka mulai tahun 2020, diperkirakan alokasi anggaran kegiatan olahraga semua cabang olahraga anggota KONI Kabupaten Kebumen akan mencapai nilai 5 milyar rupiah. 

Peningkatan yang cukup tajam ini diharapkan akan menjadi langkah besar pengurus KONI Kabupaten Kebumen dalam format baru meskipun masih diisi oleh wajah-wajah lama. 

Bagi cabang-cabang olahraga yang secara tradisi sebagai tambang emas semisal tinju, judo dan beberapa cabang olahraga beladiri lain seperti Kempo yang potensial mendulang banyak medali di arena Porprov maupun PON diharapkan lebih terpacu dengan format baru tersebut. Sebagai pendatang baru, Pengurus Kabupaten Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Pengkab Perkemi) Kebumen merasa tertantang untuk mewujudkan harapan tersebut. 

Meskipun baru aktif kembali sembilan bulan terakhir setelah vakum sekitar seperempat abad karena beragam sebab, Pengkab Perkemi tidak akan menyia-nyiakan peluang emas ini dengan terus menggembleng para Kenshi (atlet Kempo) di empat tempat latihan (dojo) untuk berlatih lebih keras dengan semangat bushido yang senantiasa ditanamkan dalam setiap kegiatan latihan. 

Kenshi Dojo Umum Kebumen selesai berlatih. Dokumen pribadi.
Kenshi Dojo Umum Kebumen selesai berlatih. Dokumen pribadi.
Sedikit situasi yang berbeda mungkin akan dialami oleh cabang olahraga Bridge. Setelah mampu menembus 10 besar Porprov di tahun 2009, selama 10  tahun terakhir banyak kehilangan atlet senior seperti Bapak Marzuki, Tudjwadi, Suwardi dan terakhir adalah Bapak Suharsono yang sedikit banyak telah memelopori pelaksanaan Program Bridge Masuk Sekolah (BMS) dengan mengorbitkan beberapa pasangan mini bridge sebagai yang terbaik di ajang Popda Provinsi Jawa Tengah mulai 2011 - 2013. 

Melalui program yang dinilai sebagai terbaik di dunia menurut WBF (World Bridge Federation), atlet-atlet mini bridge Kabupaten  Kebumen telah diterjunkan pada ajang POR Dulongmas (ex Karesidenan Kedu, Pekalongan dan Banyumas) 2015 di Kota Magelang yang mengejutkan banyak tim lawan di awal pertandingan. 

Calon atlet mini bridge tengah berlatih dengan segala keterbatasan. Dokumen pribadi.
Calon atlet mini bridge tengah berlatih dengan segala keterbatasan. Dokumen pribadi.
Sayang sekali, dengan peniadaan cabor Bridge baik di arena pekan olahraga pelajar provinsi maupun nasional serta dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) sejak lima tahun terakhir, potensi besar atlet bridge pada kelompok umur (KU) 16 Kabupaten Kebumen itu seolah terputus mata rantai prestasinya. Apalagi sekarang rata-rata di kelas akhir SMU yang harus berkonsentrasi pada aktivitas belajar mengajar menjelang Ujian Nasional. 

Pengkab Gabsi mulai melakukan upaya pembibitan atlet mini bridge secara mandiri, tidak lewat jalur pendidikan formal. Ada beberapa calon atlet minibridge Kabupaten Kebumen yang "dititipkan" berlatih di salah satu rumah bimbingan belajar.

Mereka kebanyakan masih duduk di kelas 2  dan 3 SD. Sementara itu, para calon atlet bridge yang lain tengah menyiapkan diri menghadapi ujian (kelas 6 SD) dibebaskan untuk tidak mengikuti kegiatan latihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun