Ugi : keren bro Ketua... Yuh ah sag sig seg
Begitulah obrolan di grup WA Fan-Deja, bisa dibilang meeting online. Kebetulan beberapa anggota Fan-Deja adalah mahir di bidang desain dan video. Akhirnya disepakati bikinlah selebaran online yang berisi tentang edukasi masyarakat.
Di dalam selebaran online berisi tentang kenapa sic kita libur 14 hari, Gerakan diam dirumah atau dalam bahasa Sunda Gerakan Ngajedog di Imah.Â
Setelah diutak-atik konten yang bagus seperti apa, pengetahuan tentang Covid-19, bagaimana cara menghindari, bagaimana penyebaran virus Corona, bagaimana cara yang  baik saat kita terkena Corona. Kalau kita belum bisa berbuat kebaikan, minimal kita tidak menularkan kepada yang lain.Â
Jadi selebaran yang dibuat forum anak desa ini sungguh sangat bagus, untuk dijadikan ajang sosialisasi Covid-19 tanpa datang ke rumah-rumah warga atau tanpa harus mengumpulkan Warga dan membuat kerumunan.
Pembuatan selebaran Elektronik adalah langkah yang sangat tepat diambil karena hampir semua lapisan masyarakat sekarang pegang handphone. Di desa penulis sendiri yang namanya grup WhatsApp itu sangat banyak seperti Suara Parereja, Fan-Deja, FMGR Desa Parereja, FMPP Desa Parereja, PU Desa Parereja, FKD Desa Parereja, RDS Desa Parereja. Makanya sangatlah bagus memanfaatkan teknologi ini untuk memberikan layanan informasi dan lainnya.
Tapi untuk menghadapi si Covid-19, tidak akan berhasil penanganan si virus, kalau hanya dilakukan oleh pemerintah saja, karena penyelesaian kasus COVID-19 ini harus semua lini bergerak. Pemerintah, swasta, masyarakat, tokoh agama, tokoh pendidikan harus semua bergerak, yang tidak bisa sosialisasi cukup berdiam diri saja di rumah ini sangat membantu dalam mensukseskan penanganan Covid-19 ini.
Semoga ini cepat berlalu dan kita bisa beraktivitas lagi dengan nyaman, aman dan tentram. Mari tetap menjaga kebersihan dan pola hidup bersih dan sehat.
Satu kalimat untuk kita, "Diam di rumah adalah tindakan luar biasa, saat ini".
Herwanto FMM
Eska Unggul Indonesia