Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sama-sama Maling, tapi Diperlakukan Berbeda

19 Juli 2017   22:45 Diperbarui: 20 Juli 2017   08:34 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustraasi :depositphotos

Siapapun yang mengambil uang ataupun barang orang lain secara tanpa hak,disebut :"maling" .Walaupun ada istilah lain,seperti :" pencuri" ,tapi sesungguhnya ,perbuatan yang dilakukan adalah sama. Yakni dengan secara diam diam,tanpa setahu orang ,melakukan tindak kejahatan ,dengan mengambil sesuatu yang bukan haknya. Kalau perampok, adalah orang yang secara terang terangan merampas atau merampok milik orang ,dengan melakukan ancaman atau tindak kekerasan. Istilah boleh beda.Cara dan gaya melakukan tindak kejahatan,bisa jadi irama lagunya berbeda,tapi liriknya sama,yakni mengambil sesuatu yang bukan haknya,untuk memperkaya diri sendiri.

Maling Besar dan Maling Kecil. Beda Nasib

Sudah pernah menengok  maling jemuran atau maling sepeda motor ,dihajar habis habisan hingga terkapar berdarah darah,tanpa ada rasa berbelas kasih? Bahkan ada yang disirami dengan bensin dan dibakar hidup hidup. Atau mungkin ada yang pernah menyaksikan anak belasan tahun mencopet dan ketangkap ,secara serta merta dihajar ramai ramai dan diinjak hingga dari mulut dan hidung keluar darah? Banyak orang merasa ikut menjadi pahlawan bilamana bisa "memakan hidup hidup" pelaku tindak kejahatan mencuri jemuran,maupun mencopet uang 10 -20 ribuan.
Mencuri atau maling sekecil apapun,pasti harus dihukum,tapi tentu tidak dengan jalan menginjak injak mereka hingga muntah darah. Padahal digenggaman si pencopet hanya uang  Rp.10.000 rupiah yang sudah kumal.

Maling Besar Mendapatkan Kehormatan

Yang sangat ironis adalah cara memperlakukan maling besar secara sangat terhormat. Dikasih jaket dan diberikan kesempatan untuk melambaikan tangan ,sambil tersenyum manis didepan lensa dan camera televisi.Bahkan setelah dijatuhi hukuman,tidak ada yang berani menyetuh mereka, Malahan dipenjara,mendapatkan fasilitas seperti dihotel. 

Tapi konon kabarnya kini, sudah tidak ada lagi keistimewaan bagi para maling ini,yang diberikan nama kehormatan sebagai :" Koruptor". Kalau memang benar,sudah tidak ada lagi keistimewaan,tentunya patut disyukuri

Karena perlakuan yang istimewa untuk para Koruptor kelas kakap,secara tidak langsung akan menjadi salah satu motivasi  bagi koruptor lainnya. Yakni,tanggung basah,lebih baik sekalian mandi.Dari pada mencuri dalam jumlah kecil,maka lebih baik sekalian sebanyak banyaknya.Karena koruptor kelas kakap,akan mendapatkan perlakuan yang istimewa.

Semoga perlakuan yang istimewa terhadap pelaku tindak kejahatan korupsi ini,diperlakukan sama dengan maling ayam ataupun maling jemuran dan ditempatkan di satu sel dipenjara. Mungkin dengan cara ini,akan lebih efektif memberikan efek jera,Karena "martabat" mereka disamakan dengan maling

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun