Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Lupa Menakar Diri

26 Januari 2020   05:08 Diperbarui: 26 Januari 2020   05:46 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/hindari hidup seperti balon,menggelembung sesaat dan kemudian kempis selamanya

Untuk Hindari  Petaka Di Usia Menua

Mencontoh sesuatu yang baik,tentu saja merupakan tindakan yang positif. Tapi tidak semua hal yang baik dan berguna bagi orang lain,berarti baik dan berguna juga untuk diri kita.

Hal inilah yang sering kali dilupakan orang.Baru sadar ketika semuanya sudah terlambat.Sesungguhnya ada begitu banyak contoh aktual yang terjadi di depan kita,malah mungkin saja dalam keluarga,tapi sering dianggap hal tak penting 

Menakar Diri

Menakar atau mengukur diri,kalau boleh diibaratkan dengan mengenakan pakaian, bila orang lain tampak ganteng dan elegant dalam pakaian yang bercorak warna warni,belum tentu cocok untuk kita. Hal ini disebabkan berbagai faktor,antara lain :

  • faktor usia 
  • postur tubuh
  • lingkungan 
  • tradisi setempat
  • dana yang tersedia

Misalnya,menyaksikan orang muda berpakaian warna warni, maka tanpa menakar diri,saya juga ikut mengenakannya,maka akan menjadi bahan tertawaan,karena dianggap lupa diri. 

Atau ada gadis remaja mengenakan rok mini,terus emak emak tidak mau ketinggalan mode dan  ikutan pula beli rok mini dan memakainya. Apa saja kata dunia? 

Mungkin kita bisa membela diri dengan mengatakan :"Masa bodoh dengan pendapat orang,yang penting saya mau  ikut mode terkini"Tapi satu hal tak terbantahkan, orang akan menganggap kita kurang waras atau sudah masuk puber ke 3

Hindari  Hidup Bergaya Dikala Muda dan Mati Daya Ketika Menua

Analogi sederhana diatas, dapat dijadikan kilas balik dalam berbagai ruang hidup lainnya. Menyaksikan orang mengisi waktu di akhir pekan dengan makan makan di restoran,maka kita juga tidak mau kalah gengsi.

Walaupun untuk memenuhi selera ini, kita perlu semakin sering menggesek Kartu Kredit.Ibarat orang gali lubang dan tutup lubang,suatu waktu saking dalamnya lubang digali,tidak mampu lagi untuk keluar dari lubang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun