Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Berpuasa tapi Ikut Berbuka Bersama

15 Mei 2019   08:33 Diperbarui: 15 Mei 2019   09:44 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi/kenangan ikut dalam acara buka puasa bersama di restoran Malaysia di Australia Barat

Sewaktu masih tinggal di kota Padang,sudah merupakan acara tetap,dibulan puasa maka setiap hari Sabtu,rumah kami yang pada waktu itu dijalan Bunda I/6  komplek Wisma Indah 1, menjadi ajang tempat berbuka puasa bersama. 

Padahal semua teman teman kami,sudah tahu,bahwa kami berdua adalah non Muslim. Mereka yakin bahwa dirumah kami tidak ada masakan haram karena sebagian dari keluarga kami juga beragama Islam dan seringkali datang bertandang dan makan bersama dirumah kami.

Akan tetapi sejak kami pindah ke Jakarta tradisi berbuka puasa bersama ini,sudah tidak mungkin lagi dilakukan, karena sudah berbeda situasi dan kondisi,serta terdapat sekat sekat pembatas dalam pertemanan antar sesama penghuni apartemen. 

puasa-1-5cdac27f95760e32686bbc72.jpg
puasa-1-5cdac27f95760e32686bbc72.jpg

ket.foto: bersama komunitas Indonesia di Australia Barat: dokumentasi pribadi

Acara Berbuka Puasa Bersama Justru Kami Temukan Kembali di Australia

Tahun lalu kami mendapatkan undangan dari bu Diah Romlah yang juga adalah seorang Kompasianer, bahwa ada acara "Berbuka Bersama" dengan komunitas Indonesia yang berada di Western Australia. Dan seperti biasa, setiap ada undangan dari komunitas Indonesia,baik dalam acara 17 Agustusan maupun acara Nonbar serta berbuka bersama ,selalu kami pastikan untuk hadir. 

Tentu saja bukan karena urusan makan melainkan kesempatan emas,kami bisa mempererat hubungan persahabatan dan sekaligus menjalin hubungan persahabatan bagi yang baru dikenal. Kali ini kami diundang untuk hadir di Restoran Malaysia yang berlokasi di Manning Road Bentley, Australia Barat.

Berada ditengah tengah sesama orang Indonesia di negeri orang,menghadirkan suasana,seakan kami sedang berada diantara anggota keluarga . Tidak ada sekat ataupun pandangan sinis terhadap kami berdua,walaupun semua yang hadir sudah tahu, bahwa kami berdua beragama Katholik. Kami diterima dengan hati yang terbuka dan saling  berbagi cerita meluncur dengan bebas sementara menanti saat untuk berbuka puasa.

puasa-a-5cdb6a2f7506571bff74cc73.jpg
puasa-a-5cdb6a2f7506571bff74cc73.jpg

dokumentasi pribadi

Bukan Pertama Kalinya

Sesungguhnya  hadir dalam acara Berbuka Puasa dengan teman Muslim di Perth ,bukanlah untuk pertama kalinya. Karena sebelumnya sudah sering kami ikut hadir,walaupun kami tidak ikut berpuasa. Pernah kami hadir dalam acara yang sama yakni berbuka puasa bersama dengan teman teman Muslim yang berasal dari 3 negara.

Kami memilih restoran Sea Food.Teman saya dari Brunei, Malaysia, Amerika dan Pakistan. Sehingga dalam acara berbuka puasa bersama ini, yang hadir terdiri dari 7 suku bangsa: Indonesia, Australia, Italia, Amerika, Brunei, Malaysia dan Pakistan.Yang unik lagi, kami beda keyakinan : katholik, Anglican, Muslim dan Budha. Tapi semua perbedaan ini sama sekali tidak menjadi dinding penghalang bagi kami untuk menjalin persahabatan,melalui acara berbuka bersama .

Perbedaan yang tampak adalah kalau di Indonesia, sebelum berbuka bersama,di rumah makan Padang,sudah tersaji dengan lengkap makanan dna minuman di depan tamu yang datang bahkan minunan cendol yang menggoda juga sudah tersedia.

Bahkan ada yang sudah mulai memegang gelas minuman menanti saat tibanya waktu berbuka puasa tapi pada waktu itu,teman kami dari Pakistan menyarankan agar jangan menyediakan apapun sebelum waktu berbuka puasa dimulai. Dan kami semua setuju.Karena itu dimeja yang tersedia adalah cangkir dan piring kosong,serta sendok garpu

Tidak Satu Jalan Menjalin Persahabatan

Kalau ada pribahasa yang mengatakan "Tidak satu jalan menuju ke Roma" maka tidak salah kalau saya mengatakan:"Tidak satu jalan untuk menjalin persahabatan" Salah satunya adalah dengan hadir pada acara "berbuka puasa bersama". Dimana kita dapat belajar,untuk menghargai orang yang sedang berpuasa,untuk tidak makan dan minum, sebelum yang berpuasa mulai berbuka puasa. 

Tampaknya hal yang sangat sepele,tapi menghadirkan pemahaman tentang ilmu  kehidupan,yakni untuk menjalin hubungan baik diperlukan saling menghargai dan saling menghormati,termasuk dalam menghargai orang yang sedang berpuasa. 

Dan kami berdua sudah terbiasa,karena seperti yang sudah pernah saya tuliskan,dalam keluarga besar kami terdiri dari berbagai latar belakang suku dan agama,yakni Tionghoa, Minang, Jawa, Batak dan Nias yang beragama Katolik, Islam. Budha, Kristen dan Konghucu.

Persahabatan yang tulus,lintas suku .lintas usia dan lintas agama

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun