Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ketika Hidup Terpuruk, Apa yang Harus Dilakukan?

30 Maret 2019   19:30 Diperbarui: 30 Maret 2019   19:37 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal Hal Yang Perlu Dihindari

Dalam keterpurukan hidup, yang nomor satu menjadi prioritas adalah hindari saling  menyalahkan.Sebaliknya hendaknya saling menguatkan didalam keluarga.Saling menyalahkan hanya akan membuat hidup akan semakin terpuruk. Yang dapat dilakukan adalah menyelamatkan yang masih tersisa. Mengobati luka hati kita.Berdamai dengan diri sendiri dan menerima,kenyataan pahit,bahwa yang sudah terjadi ,tidak akan dapat diubah lagi. 

Memang bukanlah hal yang mudah,untuk menerimanya,tapi tidak ada jalan lain.Bila kita tidak mau  menerima kenyataan pahit ini,maka kita akan kehilangan yang masih tersisa dan sesungguhnya dapat diselamatkan. Bahkan kemungkinan besar,kita akan kehilangan segala galanya.

Membangun Dari Reruntuhan ,Bukan Perkara Mudah

Membangun kembali perusahan yang sudah diambang kebangkrutan,sungguh terasa amat menyakitkan. Kehidupan yang selama bertahun tahun sudah tersetting dengan baik, kini terpaksa harus dirombak secara total. Sedan Corolla yang masih baru,dijual dan diganti dengan kendaran bekas. Acara makan malam di restoran,setiap weekend bersama keluarga di bekukan,untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Traveling keluar negeri setiap tahun,kami hentikan secara total. 

Hati saya merasa bagaikan teriris,menyaksikan istri saya ,tanpa diminta,melepaskan semua perhiasan barang berharga dan semua yang tersimpan di  Safety Box di bank,di ambil dan dijual,untuk menambah modal kerja ,yang sudah minim Kami bersyukur.dengan saling mendukung dan kerja keras,selang 2 tahun kemudian,perusahaan kami secara bertahap bisa pulih kembali.

Menuju Financial Freedom
Untuk dapat meraih titik financial freedom ini,tentu tidak semudah membalik telapak tangan ,karena harus melalui jalan panjang,berliku liku,tajam ,licin dan terjal. Tidak boleh ada kata :"tidak mungkin" dalam kamus hati,serta tidak ada kata "menyerah".

Kerja keras dan cermas,serta menjauhkan diri dari apapun yang bersifat pemborosan . Kami tidak pernah meniru gaya hidup orang kaya,melainkan menjalani hidup sederhana. Tidak pernah  membeli kelengkapan pakaian  yang branded dan berharga ratusan ribu ,apalagi jutaan rupiah. Istri saya hanya mengunakan tas tangan murahan ,kecuali ada hadiah dari anak anak.

Cermat Menggunakan  Kartu Kredit

Pengunaan Kartu Kredit,tentu saja tidak ada salahnya.Misalnya mau belanja online atau pesan tiket,maupun kebutuhan mendesak lainnya. Akan tetapi perlu diwaspadai,karena semakin banyak memiliki kartu kredit,semakin berpotensial terjerumus dalam ilusi menjadi orang kaya semu. Masuk kerestoran mewah,rasanya bangga bisa mentraktir teman teman.Toh tinggal gesek menggesek saja dan beres.  Jauhkan diri dari gaya hidup konsumtif. 

Cukup banyak orang terjebak dalam gaya ini. Dapat kredit dari bank,bukannya digunakan untuk mengembangkan usaha,tapi beli mobil baru! Gengsi,sebagai pengusaha,cuma pakai mobil bekas. Biasanya makan dibawah tenda,tapi sejak dapat kredit dalam jumlah besar,maka gengsi mulai membelenggu diri.Setiap hari mulai keluar masuk kestoran.Bila hal ini dilakukan,maka yakinlah,tidak akan pernah mencapai apa yang dinamakan sebagai financial freedom

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun