Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mawar Valentine Terakhir Terlambat Tiba

13 Februari 2020   20:24 Diperbarui: 14 Februari 2020   08:19 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Somad?"

Lelaki itu tampak sangat bersih malam ini, mengenakan celana jeans hitam yang entah ia pinjam dari siapa, dan kaos oblong putih bertuliskan "Kami Bukan Sapi Perah" dan tampak sangat baru, seperti baru saja dicuci pakai sebotol penuh baycl***. Sekuntum mawar merah tersenyum di genggamannya.

"Maaf, mengganggumu. Saya hanya mau kasih bunga ini. Tidak sempat saya berikan tahun lalu."

Aniek menerimanya dalam diam. Lidahnya begitu kelu untuk sekadar bilang sepatah kata.

"Happy Valentine, sayang." Somad mengecup kening Aniek lalu berbalik pergi. Di balik pagar, gelap malam merengkuhnya, menyembunyikan tubuh jangkung itu dari pandangan Aniek.

Lutut-lutut Aniek gemetaran. Perempuan itu jatuh tertuduk lalu terisak.

Setahun lalu, sekitar pukul 9 malam Somad terjatuh saat bekerja di proyek konsturksi flyover. Ia tewas seketika sebab perusahaan tidak menyediakan fasilitas pengaman.

Saat itu, dibantu LBH dan serikat buruh, Aniek memperkarakan perusahaan tersebut. Tetapi mereka kalah bahkan sebelum maju ke persidangan. Para pembesar di kota, bahkan ketua RT mendesak Aniek dan kawan-kawan agar merelakan kematian Somad.

"Kita sedang butuh investasi. Kalau buruh menuntut macam-macam dari perusahaan, semua investor akan kabur. Jadinya semua buruh dikorbankan, kehilangan pekerjaan. Tolong jangan pikirkan diri sendiri," begitu kata Pak Danramil saat mendatangi Ibunda Aniek di desa sana.

Sang Ibunda pun menulis surat agar Aniek menuruti kata pembesar. "Demi kepentingan bangsa, Nduk," tulis ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun