Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[LOMBAPK] Beda Itu Tidak Masalah Toh?

11 Januari 2017   16:55 Diperbarui: 11 Januari 2017   17:02 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Pak, sudah tahu belum ? …. di rumah sakit yang di depan perumahan kita, ada bayi baru lahir, tapi gak punya tulang.” kata tetanggaku.

“Yang bener pak? Terus gimana kondisi bayinya sekarang?” Saya kaget bercampur penasaran.

Sepertinya tetanggaku itu berusaha menahan senyumnya, sepertinya ada yang dia sembunyikan. Dia pun berkata, “Serius amat nanggapinya Pak!”

“Ya, ialah Pak, masalahnya saya belum pernah dengar kejadian yang begitu!” Kataku.

“Ya Pak, benar……. (sambil mulai tersenyum lebar) soalnya mama bayi itu orang Batak dan ternyata gak punya saudara laki-laki” Dia pun ngakak melihat gayaku yang tulus dan polos mendengar ceritanya.

Akhirnya, saya pun baru nyadar kalau ceritanya cuman guyon, itu pun setelah dia tertawa terbahak-bahak.

Sekedar informasi aja buat pembaca,  bagi orang Batak bahwa saudara laki-laki ibu kita itu disebut tulang (atau paman). Jadi, kalau ada seorang bayi mamanya gak punya saudara laki-laki otomatis gak punya tulang donk, alias gak punya paman.

***

Beginilah sekelumit suasana perumahan yang baru kami tempati di Bekasi Timur sejak tahun 2006 lalu. Warganya senang bercanda, ramah dan kompak. Walau beragam suku dan agama, masyarakatnya hidup harmonis dan saling menghargai satu dengan lainnya. Kami sebagai penghuni baru di perumahan tersebut, merasa menemukan keluarga baru.

Untuk mempertahankan rasa kebersamaan tersebut, warga dari gang perumahan kami aktif menyusun kegiatan bersama. Misalnya jalan bareng ke puncak. Kegiatan ini biasanya dilakukan disaat liburan kerja. Kalau sudah ada kegiatan warga pun dengan spontan menyodorkan kontribusinya. Ada yang menyediakan transportasi, ada yang memilih membawa makanan saja, bahkan ada pula yang bertugas untuk membayar tiket masuk untuk beberapa area yang dikunjungi, dan yang lainya. Itu semua dilakukan atas kerelaan masing-masing. Suasananya ini pun saya akui sangat efektif untuk menjaga rasa kekeluargaan. Tercipta semangat berbagi dan saling menghibur melalui canda dan tawa.

Bukan itu saja. BIasanya di malam minggu, di gang kami juga sering menikmati nobar (nonton bareng). Sesudah nobar selesai, biasanya ibu dan anak-anak masuk rumah, kemudian para bapak melanjutkan jaga malam (ronda) hingga dini hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun