Mohon tunggu...
Edy Junaedi
Edy Junaedi Mohon Tunggu... -

Pencinta sejarah, penggila bola, pelayan warga Jakarta sejak 1999 yang merangkap sebagai penulis untuk blog ini. Blog ini dibuat atas dasar rasa suka dan kegemaran dalam menulis serta merefleksikan dan membagikan pemikiran pribadi. Berharap menjadi seorang birokrat yang dapat memberikan solusi bagi masyarakat. Selamat membaca! Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meluruskan Sejarah

15 September 2017   18:00 Diperbarui: 15 September 2017   18:05 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
- Sumber gambar: Pinterest

"Merdeka lebih merupakan penanda kelahiran sebuah bangsa ketimbang pembebasan suatu bangsa dari penjajahan -- sebuah proses kebebasan yang lahir melalui perjuangan bersenjata yang pada akhirnya disempurnakan dengan deklarasi bersama untuk membentuk sebuah negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa bersatu dalam satu bangsa."

Sejak belajar sejarah di bangku Sekolah Dasar, kita selalu diajarkan bahwa negeri kita merdeka dari Belanda yang telah menjajah bangsa Indonesia hampir 350 tahun atau 3,5 abad lamanya. Kata ini seakan masuk dalam memori bawah sadar kita yg seketika menampilkan sebuah potret bahwa betapa kerdilnya bangsa kita dan betapa besarnya bangsa Belanda saat itu. Sejak menerima informasi dan belajar tentang sejarah nasional indonesia, saya termasuk di dalam orang yang meragukan informasi ini.

Pertama, negara penjajah sebagai penguasa tentu lebih besar dibandingkan dengan negera yang terjajah atau setidaknya sama besar. Kedua, negara kolonialis tentu lebih maju secara ekonomi. Mereka juga lebih modern dan kuat secara militer dibandingkan dengan tanah jajahannya. Ketiga, dapat berkuasa selama 350 tahun tentunya bukanlah pekerjaan mudah apalagi menguasai wilayah nusantara yang besarnya hampir 1/5 luas dunia. 

Dibutuhkan kelihaian manajemen tingkat tinggi untuk menjaga stabilitas koloni tetap tunduk dalam penguasaan kolonialisnya. Keempat, negara yang dikuasai hampir 350 tahun pasti hanyalah berisi kumpulan orang-orang terbelakang, budak belian yang memang tidak memiliki sejarah panjang sebagai suatu bangsa. Dari empat poin tersebut, tidak ada satupun yang layak dijadikan dasar untuk menguatkan bahwa Indonesia atau kepulauan Nusantara pernah dijajah selama 350 tahun oleh bangsa Belanda -- sebuah negeri yang luasnya tidak lebih dari seluas pulau Jawa.

Kata "merdeka" sendiri sebenarnya lebih dekat kepada kata "lahir" ketimbang "bebas". Jadi, jika kata merdeka diartikan sebagai bebas, maka tentu sebelumnya bangsa Indonesia ini pernah lahir lalu terjajah dan baru kemudian berjuang hingga akhirnya memperoleh kemerdekaan.

Pasalnya, belum pernah ada kerajaan atau negara Indonesia sebelumnya - saat itu yang ada ialah beberapa kerajaan besar maupun kecil yang tersebar di kepulauan Nusantara yang dahulu pernah dipersatukan di bawah panji kerajaan Majapahit pada saat Raja Hayam Wuruk (1350 -- 1389) dan Mahapatih Gajah Mada.

 Tak hanya itu, nama Indonesia pertama kali diperkenalkan secara luas pada peristiwa sumpah pemuda 1928 dan belum ada teritorial yang menggambarkan secara detail tentang batasan wilayah Indonesia. Indonesia sebagai entitas negara yang memiliki wilayah -- baru "lahir" sejak Proklamasi kemerdekaan dengan luas wilayah yang hampir menyamai wilayah kerajaan Majapahit minus Malaysia, Singapura, Kamboja dan Vietnam. Sebagai negara yang baru lahir, tentunya Indonesia belum pernah mengalami penjajahan sama sekali -- yang dijajah atau tepatnya dikuasai oleh Belanda ialah beberapa wilayah secara sporadis dan terpencar bukan secara keseluruhan, itu pun dalam waktu yang berbeda- beda.

 Kembali ke Belanda (lebih tepatnya VOC) -- negeri tulip ini pertama kali berlabuh di tanah Nusantara pada 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Sejak saat itu perlahan namun pasti Belanda menguasai satu persatu wilayah Nusantara -- ada wilayah yang dengan mudah jatuh ke tangan Belanda dengan kompensasi bantuan militer dalam pemanfaatan atas konflik internal yang terjadi di kerajaan-kerajaan di Nusantara, namun ada juga yang jatuh karena kalah dalam pertempuran dengan Belanda. Beberapa kerajaan yang tersebar di Nusantara bertempur dengan Belanda berhasil diduduki hingga pada daerah yang paling sulit ditaklukan, seperti Aceh terpaksa menyerah pada 1903.

 Walaupun faktanya seperti demikian, parafrasa tentang Indonesia tanah jajahan Belanda selama 3,5 abad jelas merupakan informasi yang menyesatkan. Menurut saya, penyebaran "memori kolektif" tersebut bertujuan untuk membesarkan nama Belanda sebagai penjajah ketimbang Indonesia sebagai negeri yang terjajah. Sebab, faktanya ialah Belanda memerlukan 126 tahun (sejak 1816 hingga 1942) untuk menaklukan beberapa daerah di Nusantara melalui infiltrasi mliter dan politik pecah belah sebelum akhirnya mereka bertekuk lutut dan menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada Jepang pada 1942. 

Kendati demikian, Belanda sesungguhnya tetap mengalami kesulitan menguasai wilayah Nusantara secara menyeluruh sampai abad ke-20 karena banyaknya daerah-daerah Nusantara, seperti Aceh, Medan dan tanah Jawa yang melakukan perlawanan terus-menerus hingga bergerilya. Bahkan, beberapa sumber mengatakan bahwa Belanda hanya mampu bertahan 35 tahun menguasai wilayah Nusantara (1907 -- 1942), yakni 3 tahun sebelum lahirnya negara baru, bernama Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

 Merdeka lebih merupakan penanda kelahiran sebuah bangsa ketimbang pembebasan suatu bangsa dari penjajahan -- sebuah proses kebebasan yang lahir melalui perjuangan bersenjata yang pada akhirnya disempurnakan dengan deklarasi bersama untuk membentuk sebuah negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa bersatu dalam satu bangsa. 

Meluruskan pemahaman terhadap sejarah bangsa inilah yang harus dipahami dan dilakukan dalam pengupayaan nyata untuk memposisikan bangsa ini ke dalam kelompok negara-negara terdepan, membuang inferioritas, menumbuhkan percaya diri yang tinggi dan menanamkan sebuah nilai fundamental bahwa sebagai sebuah bangsa kita tidak pernah dijajah berabad-abad -- dan kemerdekaan yang kita rasakan sekarang ini merupakan hasil kesadaran kolektif kita sebagai suatu bangsa yang berujung kepada kemerdekaan.

Daftar Pustaka: 

- Perang Aceh Melawan Belanda (2016). Retrieved from ESQ Life, A Family Magazine website: http://www.esqlife.com/article/perang-aceh-melawan-belanda-1873-1904/ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun