Mohon tunggu...
Era Hartati
Era Hartati Mohon Tunggu... -

Mantapkan Jiwa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Tinta Merah pada Awal Bulan Mei

1 Mei 2017   08:12 Diperbarui: 9 Mei 2017   17:23 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber www.google.co.id=1+mei&elient.

Seiring dengan pergantian waktu, tahun ketahun, bulan kebulan,bahkan hari ke hari makna tinta merah semakin disalah artikan. Banyak diantara kita yang menunggu pergantian tanggal dikalender.hanya untuk  penerimaan gaji, mengingat hari ulang tahun, dan menunggu tanggal libur yang selalu diwarnai dengan tinta merah.. Setiap kali ada tinta merah pada tanggal dikalender, para pegawai pemerintahan, mahasiswa dan pelajar selalu diliburkan. Tak heran jika tinta merah hanya dimaknai sebagai hari libur semata. Namun, tak banyak yang mengetahui alasan dari mengapa hari itu diliburkan.

Tinta merah pada tanggal 1 bulan mei, adalah untuk memperingati Hari Buruh Internasional. Dimana pada tanggal tersebut merupakan hari bersejarah bagi kaum buruh untuk mempertahnkan haknya, Kelas Buruh adalah kelas pekerja yang hidupnya sangat tergantung pada kaum borjuis atau pemilik modal. Seperti yang dibahas dalam  Teori Karl Marx dalam buku pengatar sosiologi Prof. Dr. Soerjono Soekanto,yaitu adanya sebuah kelas sosial. Didalam teori ini dijelaskan adanya pembagian kelas dalam kehidupan sosial diantaranya kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas borjuis adalah kelas kaum punya dan orang yang memiliki kekuasaan serta  merupakan produsen atau pemilik modal. Kelas  proletar atau yang lebih dikenal sebagai kaum buruh yaitu kelas pekerja yang hidupnya sangat tergantung pada kaum borjuis atau pemilik modal.

Adanya perbedaan kelas ini pada dasarnya menimbulkan benih akan kepentingan bersama, dimana keduanya saling ketergantungan dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan bersama. Seperti kaum pemilik modal atau kaum punya mereka tidak memiliki cukup banyak tenaga dan keahlian untuk mengelola atau bekerja sendiri dengan modal yang mereka miliki. Mereka membutuhkan orang lain untuk membantu mereka dan mau bekerja dengan mereka maka dibutuhkanlah kaum buruh. Begitu pula sebaliknya ,untuk kaum buruh yang memiliki tenaga dan keahlian tapi tak memiliki modal atau pekerjaan, maka mereka membutuhkan kaum pemilik modal sebagai tempat bekerja. Kedua pihak ini tentunya akan selalu harmonis jika keduanya mendapatkan hasil yang setimpal dari masing-masing usaha yang mereka lakukan.

Namun, terkadang banyak terjadi pendapatan yang tak sesuai dengan usaha yang telah mereka lakukan. kaum buruh, misalnya mereka selalu mendapatkan hanya beberapa persen dari pekerjaan yang mereka lakukan dan kaum pemilik modal kadang terlena dengan keuntungan yang besar yang mereka dapatkan sehingga melupakan jasa para buruh yang mereka pekerjakan. Sering kali kaum buruh  medapatkan upah yang tidak sesuai dan bahkan tidak lebih untuk kehidupan mereka. Hal inilah yang menimbulkan permasalahan bagi kaum buruh karena mereka mendapatkan hasil yang tidak sesuai. Sehingga tujuan bersama yang awalnya ingin dicapai menjadi tabu, dan hanya tercapai bagi kaum pemilik modal. Tapi belum dicapai oleh kaum buruh.

hhhh-59068b608c7e613573a3a3be.jpg
hhhh-59068b608c7e613573a3a3be.jpg
Sumber www.google.co.id=hari+buruh

Apalah makna tanggal 1 mei yang diwarnai  dengan tinta merah, jika para buruh masih tetap dengan pekerjaannya, masih tetap dengan gajinya yang kadang tak sesuai dengan tetesan keringatnya, bahkan banyak diantara mereka yang tak mengetahui adanya hari istimewa bagi mereka. Hari buruh malah dijadikan ajang hari libur bagi para pegawai, dan pemerintah, mahasiwa dan kalangan pelajar. Tak sedikit pula dikalangan pelajar dan mahasiswa dari mereka yang masih bertanya mengapa kita diliburkan pada hari ini? Seakan orang lainpun lupa dengan hari Buruh yang bersejarah ini.  

Coba kita lihat, dengan kalender tinta merah lainnya, ketika libur pada hari kemerdekaan misalnya kita semua merasakan dan mengingat kembali tentang kemerdekaan. ketika libur hari raya kita semua turut merasakannya dengan bahagia, dan begitu pula dengan hari-hari yang diwarnai tinta merah lainnya, selalu di isi dengan kegiatan-kegiatan yang berkesan positif dan hari itu berlalu dengan ketenangan dan kedamian. Tapi coba lihat, pengalaman hampir tiap tahunnya, ketika hari buruh apa yang terjadi sering kali hari ini berlalu dengan demonstrasi di Istana Negara, di kantor-kantor pemerintahan, dan aksi mogok kerja. Hari ini malah dijadikan sebagai hari luapan emosi bagi para buruh yang tak mendapatkan imbalan yang sesuai dengan pekerjaan yang selama ini mereka kerjakan. Hal ini bukan hanya terjadi sekali bahkan berulang-ulang kali di Negeri kita,semoga hari  buruh tahun ini tak terjadi lagi hal yang demikian.

Saya selalu bermimpi bagaimana jika hari Buruh itu diwarnai dengan wajah ceria kaum buruh, diseluruh pelosok negeri. Mereka bisa libur pada hari itu, mereka bisa berkumpul dan meluruskan kembali tulang-tulang mereka yang sudah lama bekerja, beristirahat dari sinar matahari yang menyengat, dan bahkan berekreasi dengan keluarga layaknya memang benar-benar hari yang spesial bagi mereka. Apakah anda juga pernah membayangkan hal yang demikian ?. Tapi lihatlah pada kenyataannya,apa yang terjadi, tidak sedikit dari mereka yang masih tetap bekerja, mereka masih bergelut dibawah teriknya matahari yang menyengat menerobos kulit tua mereka, mereka masih dalam keadaan yang sama. Seakan hidup mereka hanya dihabiskan untuk bekerja.

Inikah nasib yang harus diterima oleh kaum buruh ?

Siapakah yang harus disalahkan atas kejadin ini ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun