Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Senandung Alishan de Gu Niang di Kereta Api Menuju Tainan

12 Februari 2020   06:27 Diperbarui: 12 Februari 2020   08:45 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi memang seakan-akan telah mengubah jarak dan waktu 

Bila  sekarang kita berkunjung ke Taiwan dan  ingin mampir ke Tainan  dari Taipei, tinggal naik kereta cepat Taiwan HSR alias High Speed Railway dan akan tiba di kota di bagian selatan pulau Taiwan itu dalam waktu  1 jam 45 menit saja, 

Namun kisah saya bukan terjadi di tahun 2020, melainkan kita harus memutar balik arah jarum jam kembali ke abad lampau. Tepat nya ke tahun ketika Olympiade ke XXIV diselenggarakan di Seoul , yaitu tahun 1988.

Saat itu saya kebetulan sedang berada di Hongkong dalam tugas selama sekitar 3 bulan ketika seorang teman lama tiba-tiba mengkhabarkan bahwa dia dan beberapa temannya juga ditugaskan di Taiwan, tepatnya di Tainan selama 6 bulan. 

Pada kesempatan itu pula . Teman saya  menawarkan diri ini untuk berkunjung kesana.

Karena itu ketika tugas saya selesai di Hongkong, saya memutuskan untuk mampir dahulu ke Taiwan, tepatnya  ke Tainan .

Mumpung ada hotel gratis sekaligus banyak teman untuk menjelajah negri yang memiliki nama resmi Republic of China itu 

Tugas pertama tentu membuat visa di perwakilan dagang Taiwan di Hongkong. Akhirnya visa yang berbentuk selembar kertas pun dapat saya miliki dengan gratis. 

Pada waktu itu bepergian ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi tidaklah semudah seperti sekarang. 

Pada masa ponsel dan internet belum ada, kita masih tergantung pada telepon dan fax. 

Untuk alamat  hotel di Tainan, teman saya cukup mengirim fax ke hotel saya di Hongkong. Dan hanya alamat dan nama hotel dalam aksara Hanzi inilah yang akan membawa saya ke  Tainan dengan selamat. 

Selain itu, rekan kerja yang kebetulan berasal dari Taipei juga memberikan beberapa tips untuk naik kendaraan dari bandara Chiang Kai-shek menuju Tainan. 

Pesawat Cathay Pacific L1011 Tristar yang membawa saya dari Bandara Kaitak di Hongkong mendarat mulus di Bandara CKS setelah terbang singkat selama sekitar satu setengah jam.  Kebetulan itu adalah penerbangan terakhir dan ketika mendarat waktu sudah mendekati tengah malam. 

Saya sendiri sebenarnya membawa sebuah koper besar , maklum harus tinggal berbulan-bulan di Hongkong, namun asyiknya kita dapat meninggalkan koper besar ini di bandara Taipei bahkan sebelum bea cukai dan mengambilnya nanti ketika kembali ke Jakarta via Hongkong.

Pengembaraan saya di Taiwan untuk beberapa hari cukup ditemani sebuah tas tenteng berisi beberapa lembar baju saja 

Dari bandara CKS saya kemudian naik airport bus menuju ke Taipei Main Station. Ongkosnya saya masih ingat yaitu 72 NT atau new Taiwan dollar. 

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Di malam hari perjalanan menuju Taipei main station cukup lancar dan suasana kota Taipei sendiri memnag tetap ramai walau hari sudah mendekati pukul 1 pagi ketika saya sampai di stasiun Taipei. 

Disinilah dimulai petualangan yang sesungguhnya Taiwan di tahun 1988 tidak sama dengan Taiwan sekarang dimana banyak petunjuk dan orang yang bisa bahasa Inggris, 

Dulu dengan kemampuan bahasa Mandarin yang hanya bisa menyebut angka dan uang saya mencoba membeli tiket kereta api ke Tainan. 

'Chu Kuang Hau"  Demikian kata yang diajarkan oleh kolega  asal Taiwan  apa bila ingin membeli tiket kereta ekspress . Demikian kata ini saya ucapkan sambil menyebut kata Tainan. 

Tetapi petugas loket nampaknya kurang mengerti dan akhirnya memberi saya sebuah tiket kereta ke Tainan saya sendiri kurang tahu apakah ini merupakan kereta express atau bukan. 

Ketika naik ke kereta saya pun baru sadar bahwa semua tempat duduk sudah terisi dan rupanya saya memang membeli tiket tanpa reservasi tempat duduk. 

Akhirnya sekitar pukul 2 pagi lewat sedikit kereta mulai bergerak meninggalkannya Stasiun Taipei dan menuju ke arah selatan. 

Oh ya Taipei sendiri memang  terletak di utara sesuai dengan kata pei atau bei yang bermakna utara. Sementara kota tujuan saya Tainan terletak di sebelah selatan sesuai dengan dengan kata nan yang berarti selatan, 

Ternyata kereta yang saya tumpangi merupakan kereta lambat yang berhenti di hampir setiap stasiun. 

Untungnya sekitar setengah jam berangkat saya  sudah mendapatkan tempat duduk di stasiun Taoyuan. 

Walaupun dalam keadaan lelah dan mengantuk berat, saya berusaha untuk tidak tertidur dan setiap berhenti di suatu stasiun saya langsung mengintip ke platform untuk mengetahui dimana saya berada.

Maklum pengumuman yang ada hanya dalam bahasa Mandarin dan saya sendiri tidak mengetahui urutan stasiun yang dilewati .

Dari Taoyuan , kereta melaju menembus malam  buta melewati nama-nama kota yang asing dan belum pernah saya dengar sebelum nya. Selama ini saya hanya tahu kota Taipei dan Kaohsiung karena dua kota itu memiliki penerbangan Langsinh dari Hongkong.

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Demikianlah Zhongli, Hsinchu, Zhunan, Miaoli,  Fengyuan, Taichung, Changhu, Yuanlin, ........ Chiayi, Xinying dan matahari pun sudah terbit ketika kereta akhirnya tiba di Tainan.

Sontak rasa kantuk pun hilang dan saya pun segera turun dari kereta . Maklum kalau ketiduran kereta akan terus melanjutkan perjalanna ke selatan menuju Kaohsiung .

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Keluar stasiun sesuai arahan teman saya pun segera naik taksi . Sang supir kebetulan berusia sekitar 55 tahun ke atas menegur dan bertanya tujuan saya .

Saya segera mengeluarkan Fax bertuliskan nama hotel dalam aksara Hanzi . 

Supir tua tersenyum sambil mengangguk dan menyebutkan kata  gocap.  Sebuah kata yang cukup akrab di telinga .

Bukan Wushi alias limapuluh dalam bahasa Mandarin atau juga mshap dalam bahasa Kanton seperri di Hongkong tetapi cukup gocap dalam bahasa Hokkian seperti di Jakarta.

Ongkosnya murah meriah karena Tainan sendiri bukan merupakan sebuah kota besar di selatan pulai Taiwan .

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Akhirnya setibanya di Hotel saya segera membersihkan diri dan beristirahat untuk kemudian bersiap-siap dalam beberapa hari mengembara di kawasan selatan Taiwan juga dengan kereta api.

Kami sempat mampir ke Kaohsiung yang terkenal dengan  danau Cheng Ching dan jembatan 9 kelok yang tersohor dengan keindahan nya. Konon danau ini dijuluki West Lake of Taiwan

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Yang menarik lagi adalah ketika berdiri di Cheng Ching lake kita mengetahui bahwa tahun di Taiwan pada saat itu baru tahun 78 walaupun sebenarnya sudah Juni 1978.

Rupanya Taiwan menggunakan era Republik Tiongkok dimana tahun satu adalah tahun 1911.

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Perjalanan dengan kereta api juga membawa kami ke Chiayi dan  kemudian menuju ke Alisan naik Alishan Forest Railway yang terkenal menembus pegunungan berkabut sambil menyanyikan lagu rakyat Taiwan berjudul "Alishan de Gu niang" yang menceritakan kecantikan gadis desa dari Alishan.


Yuk nikmati lagu ini dan kita bernostalgia kembali ke tahun 1988

bf9e96cf-0d6e-482c-b1f9-78cbce5d2d39-5e435966097f363d62725632.jpeg
bf9e96cf-0d6e-482c-b1f9-78cbce5d2d39-5e435966097f363d62725632.jpeg
gao shan qing
jian shui lan
a li shan de gu niang
mei ru shui ya
a li shan de shao nian zhuang ru shan
a li shan de gu niang mei ru shui ya
a li shan de shao nian zhuang ru shan
gao shan chang qing jian shui chang lan
gu niang he na shao nian yong bu fen ya
bi shui chang wei zhuo qing shan zhuan

Terjemahan dalam bahasa Inggris 

The high mountain is green, the valley water blue.
The girl on A-Li Mountain is as beautiful as the water.
The boy in A-Li Mountain is as strong as the mountain.

The high mountain is always green, the valley water always blue.
The girl and the young man will never part.
The blue waters will flow around the mountain forever.

Taiwan Selatan, medio 1988

Foto : dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun