1980-1981
Andaikan  Budi Setitaynto dan Chester Bennington  telah membaca puisi "Sajak" Subagio Sastrowardoyo, membaca puisi "Bagaimana Cara Membunuh Diri? Mari Kuceritakan tentang Kita yang Mengejar Mati" Indra Intisa, membaca sajak "Hemat" Sutardji Calzoum Bachri, dan membaca puisi "Sebab" Ibrahim Sattah, kisah hidupnya akan berbeda. Budi Setiyanto masih bisa mengajar dan mendidik anak-anak bangsa di kampusnya dan Chester Bennington masih bisa lantang berteriak dengan bernyanyi, hingga maut menjemputnya kelak tanpa  harus membunuh diri.
 ___________________
 *) Ditulis oleh Syukur Budiardjo, Pensiunan Guru Bahasa Indonesia SMP di DKI Jakarta. Dengan suka hati menulis artikel, cerpen, dan puisi. Tinggal di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.