Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari EBTANAS Hingga Valentine Day; Angkatan 86 SMP Negeri 216 Salemba Jakarta

25 Agustus 2015   22:47 Diperbarui: 25 Agustus 2015   22:47 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wooiii, elo sekolah di mana?
Anak-anak bercelana pendek biru dengan atribut OSIS kuning itu lantang menjawab SMP Negeri 216. Salah satu SMP Negeri favorit, atawa orang bilang bonafid yang ada di kawasan Salemba Jakarta Pusat. Favorit karena ribuan siswa berebut agar bisa diterima di sekolah berlantai 4 yang saat itu sangat mentereng dan mungkin satu-satunya sekolah bergedung di Jakarta. Bonafid, karena terletak di kawasan pendidikan Salemba dan salah satu SMP unggulan yang diberlakukan sistem “anak berbakat”’ zaman itu dari DepDikBud RI.

Ini emang tentang tulisan sejarah aja. Tentang masa lalu, yang hanya bisa dikenang. Walau gak bisa kembali lagi, tapi masa-masa SMP, bagi siapapun pasti punya kesan. Termasuk buat anak-anak SMP Negeri 216 Angkatan 86 alias lulus tahun 1986. Karena mereka sadar, masa lalu adalah fondasi kita ada di masa kini. Tanpa masa lalu, kita gak bakal bisa seperti ini. Setuju gak? Kalo setuju tolong kasih jempol atau anggukan kepala ya ….

Ahhh, biasa saja. Ini cuma sekelumit tentang Angkatan 86 SMP Negeri 216 Jakarta. Ya, kumpulan sekitar 40 orang kali 15 kelas, komunitas dengan 600 murid. Kalo di tentara, jumlah itu sudah bisa dibilang “SATU BATALYON”. Dan kini, mereka tersebar ke mana aja, di mana saja dan sebagai apa saja. Dari segi umur, mereka ada kisaran 45 tahun plus minus. Usia yang sudah matang, dewasa, dan bisa dibilang ‘agak tua”.

Emang, gak ada yang istimewa dari Angkatan 86 SMP Negeri 216.
Karena mereka hidup di era yang “nanggung”, zaman belum maju-maju banget. Tapi juga tidak terbelakang banget. Sedang-sedang saja, kata orang sekarang. Buat teman-teman yang ngerasain jadi anak SMP di tahun 1986 ini, pasti bisa senyum-senyum sendiri mengenang masa-masa itu. Gak nyangka, kecilnya kayak gitu. Ada yang cakep, sekarang jelek. Ada yang jelek, sekarang cakep. Berubah …. Berubah …. Berubah….gak tau jadi apa? Hehehehe

Jadi bagian Angkatan 86 SMP Negeri 216, sungguh memorable. Gimana enggak?
Zaman itu, untuk bisa diterima di SMP 216 harus bersaing melalui EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional), pas mau lulus-lulusan ke SMA juga pake nilai EBTANAS, yang disebut NEM (Nilai Ebtanas Murni) tanda persaingan di antara kita. EBTANAS itu produk pendidikan dari Menteri zaman itu, Pak Daoed Jusuf. Masih inget gak, berapa mata pelajaran yang di EBTANAS-kan? Jawab sendiri aja …..

Hari-hari di sekolah, Angkatan 86 SMP Negeri 216 juga tergolong dinamis. Penuh romantika, yang pantas dikenang. Gimana enggak? Anak-anak ini merasakan masuk sekolah yang harus terburu-buru, berlari karena BEL sekolah berbunyi, ti-lu-li-lu-li-dong-tu-li-lu-li-lu-li. Begitulah bunyinya. Abis itu pintu pagar sekolah ditutup sama Pak Satpam berbaju hijau.

Pakai celana pendek biru, rok (pendek) biru sebagai seragam sekolah berasa udah modis banget. Berbalut sepatu hitam Warrior tambah tas selempang yang talinya panjang, Angkatan 86 SMP Negeri 216 berasa udah belajar beneran. Nah pas jam istirahat, sekolah berbentuk HURUF U ini agak crowded. Karena kantinnya terbatas, hanya ada di ujung tiap lantai dekat tangga. Kantin yang gak luas banget. Wajar aja, banyak anak-anak yang gak jajan. Entah karena gak punya duit atau karena emang bangku di kantin yang sedikit.

Kenangan selama belajar di sekolah juga macem-macem. Ada yang takut sama guru Fisika yang killer, atau guru Olah raga yang kerjanya nyabetin murid. Ada yang dooyan nongkrong d laboratorium ngendusin amoniak. Ada juga yang kerjanya pacaran, beduaan di pojkan sambil ngeliatn ke halaman sekolah di bawah. Anak SMP pacaran, kayak kurang kerjaan hahahaha. Atau gak ke Perpustakaan, bukannya dipake buat baca buku malah ngobrol ngalor-ngidul. Tapi SMP ini patut disaluti. Karena tiap Senin pagi pasti upacara bendera, walau anak-anaknya berebut tempat di barisan yang paling belakang biar bisa becanda. Salut lagi karena tiap Jumat ngadain sholat jumat di teras sekolah doang. Ahhh, itu semua memori yang sulit untuk dilupakan. Setuju gak ? Apalagi ditambah pakai baju batik warna coklat, lupa tiap hari apa? Bawaannya seperti anak SMP yang berwibawa …..

Kalo dipikir-pikir, Angkatan 86 SMP Negeri 216 ini tergolong kurang hiburan. Maklum zaman itu TV belum serame sekarang. Adanya cuma TVRI doang. Wajar mereka kenalnya DUNIA DALAM BERITA sama Sandiwara Keluarga Ratu Asia. Atau Cepat Tepat tingkat SMP. Saat itu masih banyak TB Hitam Putih. Makanya, anak-anak Angkatan ini sering bikin acara tiap kali ada VALENTINE DAY. Mereka gak tau dalihnya apa, intinya cuma pengen ngerayain bareng temen-temen aja. Kayak pesta gitu deh. Pake baju yang bagus, disco-disco bedua sambil pake balon di tengah kepala keduanya. ABG banget zaman itu. Memang kurang hiburan. Kalo mau nonton juga paling nyewa video Betamax di rental. Atau tontonan favorit film Si Unyil.

Nah buat nyalurin minat dan bakat, Angkatan 86 SMP Negeri 216 punya beragam cara. Ada yang suka main basket. Paskibra. Ada yang suka bikin geng, sekumpulan teman tongkrongan yang gak karuan. Ada juga yang suka berjudi “sepakbola”, tanding antar kelas di luar class meeting. Bahkan, ada yang suka baca buku “terlarang” Enny Arrow, Nick Carter, Amor Love. Anak-anak yang gemar urusan seks, ugh..ugh…ugh mendesah, bergairahh. Kalo buku yang beneran, ya seperti LUPUS atau Lima Sekawan paling. Cuma hebatnya, di Angkatan 86 SMP Negeri 216 ini masih ada sistem ANAK BERBAKAT (AB) program unggulan bagi anak-anak yang pintar dan dikumpulkan di dalam 1 kelas. Sungguh, ini program yang bagus.

Tentang guru, pasti kita bisa mengingat banyak hal. Zaman KepSek Pak Boediono, ada juga Pak Mulyana, Pak Sianipar, Ibu Syafrida guru Bahasa Indonesia favorit saya, Ibu Siti Chamsiyah, Ibu Azmaidar dan lain-lain. Bahkan ada Ibu Guru yang bohay, asooy geboy. Ada juga Pak Ali Saidi, Pak Win Achsin, Pak Bambang Sutiyoso, Duh, kalo inget guru-guru itu jadi malu. Dan yang pasti, pengen ngucapin terima kasih atas ilmu dan didikan mereka kepada Angkatan 86.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun