Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bom Bunuh Diri dan Ideologi Kematian

6 Juli 2016   04:20 Diperbarui: 6 Juli 2016   04:35 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillaahirrahmaaniirahiim.

Sebetulnya ini tulisan lama saya yang diposting di Akun FB, namun setelah melihat tayangan televisi nasional mengenai apa yang terjadi di penghujung bulan Suci Ramadhan, kiranya tak berlebihan jika tulisan ini saya tayangkan untuk dibaca sahabat kompasiana, dengan catatan, mas admin tidak menghapusnya, takutnya disangka plagiat, padahal tulisan saya sendiri, maaf ya mas admin, saya kulonuwun dulu

Sebenarnya ada relasi antara bom bunuh diri dan basis ideologi yang menjadi referensi para pelaku yang membiarkan harta paling mahal yaitu dirinya untuk menjadi persembahan istimewa bagi ideologi yang dianutnya. Baiklah, saya mulai dari konsep dan pengertian mengenai makna jihad yang pemahamannya menjadi bias ketika ditafsirkan dengan referensi yang -tidak logis dan bertentangan dengan ajaran Islam, sebagai sumber dari kata-kata jihad.

Secara harfiyah Jihad artinya adalah berupaya keras atau bersungguh-sungguh melakukan sesuatu agar tujuan bisa tercapai. Sesuai dengan maksud hadits populer dari Baginda Rasulullah SAW, Jihad terbagi dua yaitu jihad asghor (kecil) dan jihad akbar (besar).

Jihad kecil berlaku di waktu terjadi peperangan fisik melawan musuh yang mengobarkan perang. Dalam perang fisik ini pasukan Allah disebut hizbullah. Dalam Islam perang fisik ini disebut harb atau peperangan, istilah lain yang digunakan adalah qital atau pembunuhan.

Jihad dalam konteks perang sangat berbeda dengan jihad dalam konteks damai. Jihad dalam konteks perang akan melahirkan saling berbunuhan antara dua pihak yang beperang, sementara jihad dalam konteks damai, adalah penegakkan syari'at Islam yang mengedepankan konsep rahmatan lil'aalamiin.


Bom Bunuh Diri yang dari tahu ke tahun semakin marak terjadi, menurut saya adalah salah satu penafsiran yang keliru dan keluar dari referensi jihad itu sendiri. Bom Bunuh Diri menjadi pegangan mereka yang gagal faham dan akan selalu salah menerapkan konsep jihad yang sudah tertata dan terkonsep secara rapih dan teratur dalam terminologi serta hukum politik dan siasat Islam. Mereka yang melakukan teror dan perusakan serta penghancuran di saat semua orang membangun kedamaian, adalah mereka yang menjadikan kematian sebagai ideologi tanpa penolakan.

Sementara itu, Rasulullah SAW adalah uswah yang penuh sisi keterpujian dan selalu mengedepankan rahmatan lil 'aalamiin untuk keseimbangan kehidupan. Artinya kita harus mempertanyakan mereka yang menjadi ideologi kematian sebagai konsep yang salah dalam menyikapi kehidupan. Barangkali kecintaan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya, juga patut dipertanyakan ulang.

Walloohu a'lam bish showwaab
Tulisan sudah diperbaharui sesuai dengan issu yang berkembang 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun