Terminologi ini saya kira sangat "bias" karena justru seolah membelah NU menjadi dua kriteria organisasi secara berbeda. Kenyataan politik belakangan, tak seharusnya juga membelah NU menjadi kelompok pendukung atau rivalitas secara internalnya. Biarlah NU menjalani sesuai "kultur politik"nya, dengan beragam cara pandang warganya terhadap entitas politik, sehingga mendukung kandidat manapun adalah bagian dari keragaman kultural NU.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!