Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bahkan Saat Mendung Pun Gunung Talang Tetap Indah

10 Juli 2017   10:51 Diperbarui: 21 Agustus 2017   19:11 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Juli 2017 gunung Talang, Solok, Sumatera Barat, ternyata masih diwarnai cuaca berawan dan hujan. Berhari-hari hujan. Tidak seperti biasanya, sekarang pembagian musim hujan dan musim kemarau tidak jelas lagi. 

Dua hari penulis alias SP melakukan pendakian, Sabtu-Minggu (8-9/7/2017), menikmati guyuran hujan. Karena terus diguyur hujan, trek pendakian berupa tanah menjadi licin dan berlumpur. Pendakian normal biasanya sekitar tiga jam, sekarang menjadi empat jam.

Tapi selalu ada hal unik dalam setiap situasi di alam bebas. Saat hujan begini sangat biasa ditemui pemandangan pelangi yang indah memukau dengan latar kebun teh yang hijau. Pedar cahaya senja dan sunrise pun luar biasa karena dilukis oleh awan gemawan.

Pemandangan pelangi di kebun teh, jalan dari pos pendaftaran menuju pintu rimba (dokpri)
Pemandangan pelangi di kebun teh, jalan dari pos pendaftaran menuju pintu rimba (dokpri)
Asyiknya mendaki gunung talang, di awal perjalanan akan disuguhi pemandangan kebun teh begini (dokpri)
Asyiknya mendaki gunung talang, di awal perjalanan akan disuguhi pemandangan kebun teh begini (dokpri)
Sulitnya perjuangan menaklukan medan yang, entah kenapa, makin hari makin sulit saja, makin terjal, makin licin dan makin berlumpur, terbayar lunas saat sampai di cadas dan puncak hutan mati. Suasana terasa redup, sejuk, tidak terlalu dingin dan masih agak sepi.

Mulai trekking di pos pendaftaran sekitar pukul 11.00, Sabtu (8/7/2017), sampai di cadas atau area camp ground favorit para pendaki sekitar pukul 14.30. Dua tahun terakhir penulis sudah jarang ngecamp di sini, terlalu rame dan berisik.

Pemandangan danau di atas, danau di bawah dan danau talang hari itu (dokpri)
Pemandangan danau di atas, danau di bawah dan danau talang hari itu (dokpri)
Pemandangan cadas di bawah dan tiga danau (dokpri)
Pemandangan cadas di bawah dan tiga danau (dokpri)
Sampai di cadas, tanpa istirahat, penulis langsung melanjutkan perjalanan ke puncak hutan mati. Butuh sekitar satu jam perjalanan lagi dari cadas ke puncak hutan mati. Treknya terjal nyaris tegak lurus.

Puncak hutan mati merupakan puncak pertama di gunung Talang. Setelah ini masih ada dua puncak lagi hingga sampai di puncak utama dengan ketinggian 2.597 meter di atas permukaan laut. Dari puncak pertama ke puncak tertinggi butuh waktu 15-30 menit berjalan santai.

Puncak kedua dilihat dari puncak pertama hutan mati (dokpri)
Puncak kedua dilihat dari puncak pertama hutan mati (dokpri)
Lereng berapi dan tiga danau (dokpri)
Lereng berapi dan tiga danau (dokpri)
 

Di masing-masing puncak tersebut ada sedikit tanah lapang untuk mendirikan tenda, namun sangat jarang ada pendaki yang mau ngekem di sini. Areanya relatif terbuka, sehingga sangat rawan diterjang badai, selain bau belerang sangat menyengat.

Puncak gunung Talang sempat rimbun oleh hutan cantigi. Tahun 2004 dan 2007 terjadi letusan yang cukup dahsyat mengakibatkan hutan cantigi di area puncak hampir musnah sama sekali. Letusan tsb menghasilkan hutan mati yang luas, mirip hutan mati di gunung Papandayan.

Tenda dan suasana sore di puncak hutan mati (dokpri)
Tenda dan suasana sore di puncak hutan mati (dokpri)
Suasana pagi di puncak hutan mati (dokpri)
Suasana pagi di puncak hutan mati (dokpri)
Di puncak pertama berupa hutan mati itulah penulis mendirikan tenda, satu-satunya tenda pada Sabtu-Minggu (8-9/7/2017) itu. Suasana sangat tenang, sunyi dan damai. Pemandangan bablas ke segala arah. Persis di depan tenda terhampar pemandangan tiga buah danau: danau di atas, danau di bawah dan danau talang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun