Karena itu, berkegiatan fisik di gunung, haruslah siap secara fisik. Pemantauannya real time. Tidak bisa memakai data lama. Bisa saja orang sebelumnya sehat segar bugar, tiba-tiba mengalami tekanan darah rendah ataupun tekanan darah tinggi waktu mau mendaki gunung. Ini sangat berbahaya bila tetap dipaksakan berkegiatan di gunung.
Jika ada tanda-tanda fisik mengalami tekanan darah rendah atau darah tinggi, wasapadalah. Akan lebih baik jika menunda berkegiatan di gunung. Sangat berbahaya bila dipaksakan. Karena itu, di banyak gunung, surat keterangan sehat dari dokter menjadi persyaratan wajib jika hendak mendaki.
Suatu waktu di masa lalu, pernah seorang kawan pendaki terjatuh saat berjalan dan tak bangun-bangun lagi alias pingsan. Sekedar terjatuh terjerembab di permukaan jalan, bukan jatuh masuk jurang, tetapi karena kawan ini mengalami tekanan darah rendah, dalam kondisi fisik keletihan, tubuhnya jadi sulit rebound.
Sebaliknya, pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi, jika tubuhnya tetap dipaksakan naik gunung, apalagi jika jalannya cepat, maka jantungnya akan kepayahan. Banyak kejadian pendaki begini mengalami serangan jantung dan tewas.
Badan basah di dataran rendah dibandingkan di dataran tinggi seperti gunung, juga memiliki perbedaan. Basah-basahan dalam waktu cukup lama di dataran rendah paling mengakibatkan kedinginan. Di gunung bisa lebih fatal, yaitu berakibat hipotermia atau serangan dingin amat sangat yang dapat berujung kematian.
Baca juga:Â Tips Trik Sederhana Cegah Hipotermia
Kenyataannya, masih sering terlihat pendaki membiarkan tubuhnya terkena hujan dalam waktu cukup lama, dan makin beresiko tinggi jika perut lapar serta kurang tidur pula.Â
Gunung adalah daerah ekstrim, bukan tempat wisata beresiko rendah. Hanya orang-orang terlatih, cukup pengetahuan, peralatan dan logistik saja yang relatif aman di sini.(*)
SUTOMO PAGUCI