Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melawan Kuasa Mistis di Alam Liar

24 Agustus 2017   11:02 Diperbarui: 24 Agustus 2017   20:00 5808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana mistis Danau Gunung Tujuh :v (Dokumentasi Pribadi)

Sebagian orang Indonesia, sebagaimana galibnya kebudayaan dari Timur, percaya pada hal-hal mistis, gaib dan berbau tahayul yang menguasai gunung-gunung, hutan dan lembah. Tak terkecuali dalam aktivitas pendakian gunung dan menempuh rimba, kepercayaan pada hal berbau mistis demikian sangat terasa di kalangan ini.

Kepercayaan pada dunia mistis biasanya muncul melalui cerita-cerita, termasuk cerita penyelamatan korban tersesat di rimba, korban pendaki jatuh di gunung, dll. Termasuk cerita kesurupan di hutan, danau, gunung dll.

Korban yang selamat atau kru penyelamat menceritakan hal-hal mistis selama mereka melakukan survival di alam liar: melihat orang misterius, orang tua asing berjubah putih, melihat rombongan kuda putih lewat, dll. Menariknya, jurnalis pun dengan antusias memuat cerita begini di media massa.

Penulis cukup sering diberi wejangan saat kali pertama ke suatu tempat, seperti gunung dan rimba, misalnya: jaga sikap, tidak boleh berkata jorok, jangan melakukan maksiat, hal-hal berbau mesum, dll. Ancaman bila melanggar nanti tersesat di rimba dan masuk jurang yang dalam di gunung.

Jangan heran, himbauan tak berbuat maksiat, baik berupa peraturan lisan maupun tulisan yang ditempel di pohon-pohon, kadang lebih banyak dibandingkan himbauan jangan buang sampah sembarangan, jangan mengotori sumber air, bawa sampah turun kembali, dst.

Tuh, ingak-ingak (dokpri)
Tuh, ingak-ingak (dokpri)
Orang lebih risau akibat mengotori alam dengan melakukan maksiat ketimbang akibat mengotori alam dengan sampah plastik. Sugesti ancaman akibat berbuat maksiat jauh lebih membuat bulu kuduk merinding dibandingkan ancaman akibat buang sampah sembarangan.

Ada kepercayaan tempat mahluk gaib di sebuah pohon besar berlobang hitam di bagian bawah, di antara Pos 3 dan Shelter 1 gunung Kerinci. "Sebaiknya tidak berfoto di sana, mas, biar tidak hilang nyasar," kata seorang pendaki. Sebagian pendaki tetap bandel berfoto di sana, bahkan ada yang membakar pangkal pohon.

Pohon di gunung Kerinci ini dipercaya pintu ke alam lain (dokpri)
Pohon di gunung Kerinci ini dipercaya pintu ke alam lain (dokpri)
Dalam penyelamatan seorang pendaki (Yoga, 20 tahun), yang jatuh ke kawah gunung Dempo, dari hari Jum'at (18/8/2017) s/d Minggu (20/8/2017), muncul cerita mistis sebagaimana bisa dibaca di tautan ini. Dikatakan, tim penyelamat tiba-tiba diliputi kabut mistis, korban tiba-tiba lenyap lalu muncul lagi, pandangan mata korban nampak kosong, dan korban mengaku ada tiga orang menemaninya selama jatuh di jurang kawah.

Ranu Kumbolo (dokpri)
Ranu Kumbolo (dokpri)
Gunung Semeru dilihat dari Jambangan (dokpri)
Gunung Semeru dilihat dari Jambangan (dokpri)
Jangan dikata di gunung Semeru. Banyak sekali cerita mistis di gunung ini, mulai ada yang mengaku melihat banyak setan, melihat perkampungan misterius di tengah hutan yang tiba-tiba muncul lalu hilang lagi, dll. 

Syahdan, saking dianggap angker, tidak ada pendaki lokal mau naik gunung Semeru hingga ke puncaknya. Barulah tahun 1838 tercatat ada pendaki pertama hingga ke puncaknya, yaitu seorang bule Belanda bernama Clignet. Bagi bule, gunung tetaplah gunung akan didaki jika ada perlunya. Pendakian kedua (1911) juga dilakukan bule bernama Van Gogh dan Heim.

Kuatnya kuasa mistis merasuki alam pikir para pendaki membuat seseorang yang mengalami serangan dingin amat sangat (hipotermia) hingga berujung hilangnya kesadaran, berbicara tak terkontrol, hingga pingsan, akan dianggap kesurupan mahluk halus di gunung. 

Alih-alih diberi pakaian hangat, diberi minuman manis hangat, intinya diberi kehangatan, korban hipotermia malah digosok minyak angin di dekat hidungnya dan diberi campuran bawang merah dan minyak tanah di sekitar pusar.

Ilustrasi pertolongan korban hipotermia (Foto: circuit-magazine.com)
Ilustrasi pertolongan korban hipotermia (Foto: circuit-magazine.com)
Apa hikmah yang dapat dipetik dari kuatnya kuasa mistis merasuki alam pikir para penggiat alam bebas demikian, antara lain, terdapatnya kearifan lokal untuk menjaga harmoni di alam dengan membangun cerita mistis. Ini agar alam tidak dirusak. Orang yang percaya mistis disugesti dengan cerita mistis pula. Dalam batas tertentu baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun