Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Surat Terbuka untuk Presiden RI tentang Antisipasi Banjir

12 Januari 2020   20:30 Diperbarui: 13 Januari 2020   06:29 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah panen hujan. Dok.pri

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Makartkuhammad.

Yang saya hormati presiden RI

Saya mohon maaf karena mengirim surat secara terbuka karena Allah..Saya tidak tahu alamat email bapak, juga tidak tahu cara mengirim surat jika harus melalui kantor pos. Alasan lain adalah dengan surat terbuka ini semoga bisa sampai kepada bapak presiden dan dapat bapak baca dan resapi isi surat ini.

Bapak presiden yang saya hormati. Perkenalkan saya Prof. Dr. Supli Effendi Rahim saya dosen kopertis wilayah II bertugas di Palembang. Saya berani menulis surat karena saya tidak lagi berteori tetapi sudah mengamalkan ilmu konservasi air yang saya dalami sewaktu saya sekolah di Inggris untuk master dan doktor saya dalam bidang konservasi tanah dan air di University of Cranfield England United Kingdom.

Hari ini  Ahad 12/1/2020 saya hadir pada focus group discussion dalam rangka pembukaan secara resmi kantor Perkumpulan tenaga ahli lingkungan Indonesia bertemp uat di Gunung Sahari 3 Jakarta.

Pada acara tersebut saya diminta untuk memaparkan konsep apa yang hendak diusulkan kepada pihak terkait tentang bagaana mengantisipasi banjir yang terjadi meluas di seluruh Indonesia. 

Sebelumnya ada Dr Asep dari PTALi DKI Jawa barat memaparkan konsep penanganan banjir dengan membuat Giant reservoirs di bawah tanah. Konsepnya ideal tetapi almost impossible untuk negara kita.  Saya datang dengan konsep "Antisipasi banjir secara terpadu melalui panen hujan oleh semua untuk semua". 

Dasar Pemikiran

Banjir di manapun dipengaruhi oleh air hujan dan luapan air sungai dan atau air laut. Kejadian banjir di perumahan bukit sejahtera Palembang Sumsel memberikan pelajaran berharga dalam upaya mendapatkan metode yang handal untuk mengantisipasi banjir akibat hujan lebat dan limpasan air sungai.

Pada tahun 2003 akhir hingga Januari 2004 di Palembang terjadi banjir dengan periode ulang sekitar 50 tahun. Banjir seperti itu terjadi setiap 50 tahun. Tinggi genangan air pada rawa Lebak pematang atau rawa air tawar yang paling tinggi dijadikan patokan. Pada tahun itu saya mempunyai lahan rawa yang dipersiapkam sebagai areal pemukiman. Luas areal lahan itu adalah 1450 M2.

Tinggi genangan pada lahan tersebut adalah 50 cm atau 0,5 m. Berdasarkan tinggi genangan yang mempunyai periode ulang 50 tahun tersebut maka dapat dihitung volume air genangan yakni 725 M3. Total volume genangan ini dijadikan dasar untuk membuat kolam di lahan tersebut dalam rangka membuat ruang kosong pada areal calon lokasi rumah tersebut.

Sebagai prasarana penampungan air hujan dan air luapan pada lahan dengan volume maksimum 725 M3 saya membangun empat struktur penampung air hujan.

1. Membangun kolam ikan yang juga berfungsi sebagai kolam retensi pemberi ruang kosong pada areal lahan rumah kami dengan dimensi panjang 30 meter lebar 10 meter dan tinggi 3:m. Atau mampu menyediakan ruang kosong mulai dari 450 hingga 900 meter kubik.

2. Kolam renang. Selain kolam ikan,  air bujan dengan intensitas maksimum 200 mm selama 24 jam dari atap dibangun wadah pengatur limpasan  tepatnya kolam renang. Fungsinya menampung air hujan yang jatuh dari atap pada samping kiri rumah. Ruang kosong yang dibangun untuk menampung air dari atap bagian belakang adalah 7 m x 5 m x 1,20 m = 42 M3. 

Kolam renang. Dok.pri
Kolam renang. Dok.pri
3. Sumur resapan. Selanjutnya telah dibangun sumur resapan.di bagian belakang kiri rumah cukup untuk menampung air hujan dari kawasan dapur dan sekitarnya. Ruang kosong yang disiapkan untuk menampung air hujan dari kawasan tersebut adalah 6 hingga 18 M3. 

Sumur resapan. Dok.pri
Sumur resapan. Dok.pri
4. Tangki air hujan. Selain itu ada bangunan berupa tangki air hujan untuk menampung air hujan yang jatuh pada atap bagian kiri rumah adalah sebanyak 12 M3. 

Tangki air hujan. Dok.pri
Tangki air hujan. Dok.pri

Secara keseluruhan jumlah ruang kosong pada areal lahan seluas 1450 m yang terdiri dari rumah, kolam renang dan halaman adalah 900 M3 + 42 M3 + 18 M3 + 12 M3 atau 972 M3. 

Dengan sudah diterapkannya antisipasi banjir secara terpadu berbagai metode panen hujan baik dari lahan dan atap bangunan rumah maka sudah terbukti secara meyakinkan bahwa antisipasi banjir secara terpadu menggunakan sejumlah struktur panen hujan tersebut terbukti berhasil secara memuaskan. 

Artinya air hujan yang jatuh pada lahan dan rumah secara nyata dapat dikendalikan agar tidak menyebabkan kebanjiran. Selain itu dengan bangunan pengendali banjir melalui pembangunan prasarana penampungan air hujan dan genangan berlebih terbukti efektif mengendalikan banjir. 

Implikasi kebijakan 

Sistem panen hujan bisa diterapkan oleh pemerintah pusat yang diperkuat oleh peraturan daerah dari tingkatan provinsi sampai kabupaten/ kota mesti dibuat peraturan yang mewajibkan semua pihak yang terlibat dalam pengendalian banjir secara cerdas dan perlu segera digagas. 

Peraturan itu mesti bersifat mandatori kepada para pemilik lahan dan bangunan di kawasan atas maupun bawah daerah aliran sungai yang sering banjir di kota dan di desa. Di pusat maupun di seluruh daerah otonom. 

Demikian pak presiden surat terbuka saya. Saya siap dipanggil untuk memberikan pencerahan tentang antisipasi banjir secara terpadu, masif dan terorganisir. 

Soeta Tangerang, 12.1.2020

Alfakir,


Supli Effendi Rahim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun