Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

CSR Kapal Pesiar Ibu Kota

6 Juli 2017   21:55 Diperbarui: 6 Juli 2017   22:06 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto KM. Sanus 66 (Dok Pribadi)

Provinsi DKI Jakarta memiliki wilayah daratan dan wilayah lautan  yang sangat potensial. Garis pantai Teluk Jakarta menjadikan Jakarta sebagai pintu gerbang ibu kota ke manca negara  melaui laut. Dengan memiliki wilayah laut,  Jakarta  dapat membangun pelabuhan. Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki sejarah panjang sebagai pintu gerbang Indonesia pada penjajahan Belanda.

Untuk meningkatkan peran ekonomi selanjutya dibangun  Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola Pelino II untuk ekspor impor dan pelayaran dalam negeri. Pelabuhan Tanjung Priok saat ini menjadi pelabuhan terbesar di tanah air. Terakhir, Jakarta melalui swasta  membangun pulau buatan dengan reklamasi yang masih menjadi pro kontra di Teluk Jakarta.

Wilayah laut Provinsi DKI juga meliputi Kepulauan Seribu yang terdiri pulau-pulau kecil yang tersebar sekitar 100 mile dari teluk Jakarta. Sekitar 110 pulau-pulau kecil ini merupakan wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu---yang karena di laut gugusan pulau ini menjadi terisolir bila tidak ada angkutan laut. Kapal laut  merupakan satu-satunya sarana transportasi dari dan  menuju ke Kepulauan Seribu.

Untuk akses ke Kepulauan Seribu dapat melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, Marina dan Muara Angke atau Pelabuhan Kaliadem.   Pelabuhan Sunda Kelapa dipenuhi kapal-kapal barang dalam negeri antar pulau yang sangat ramai. Sehingga space untuk angkutan penumpang sangat terbatas, Pelayanan kapal penumpang ditaruh di ujung dermaga bersebelahan dengan Hotel Marina Batavia.  Sayangnya akses dari Hotel Marina Batavia ke pelabuhan penumpang Sunda Kelapa ditutup, pintu dibuka bila ada moment tertentu saja.

Kementerian Perhubugan dan Pemprov DKI Jakarta membuka akses pelayanan penumpang kapal laut dari Pelabuhan   Sunda Kelapa dengan dioperasikanya  3 kapal penumpang terdiri 1 kapal cepat Express Bahari dan 1  kapal perintis Negara Sabuk Nusantra (Sanus) 66  yang pengoperasianya ditugaskan kepada PT. Pelni (Persero) dan  satu lagi kapal penyeberangan yang pengoperasinya ditugaskan kepada PT. ASDP (Persero).

Dari Pantai Marina  Ancol dioperasikan kapal-kapal cepat  dan mudah dikases warga karena letak Pelabuhan Marina dekat dengan lokasi wisata Ancol. Dari Pelabuhan Kaliadem dioperasikan kapal-kapal pelayaran rakya, t ada yang dibuat  dari kayu dan ada pula beberapa kapal standar. Kapal-kapal dari ibu kota  semua menuju ke Kepulauan Seribu ke Pulau Tidung, Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka dan ke Pulau Kelapa yang memiliki obyek wisata bahari wisata pantai dan bawah laut yang cukup indah.

 Kepulauan Seribu dengan  110  pulau memiliki keindahan pantai dan keindahan bawah laut menawan  tergabung dalam 10 destinasi wisata unggulan pada 2016 bersama; Dano Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tangga Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo Tengger (Jawa Timur),  Wakatobi (Sulawesi Tenggara) Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara) dan Bangka Belitung (Kepulauan Bangka Belitung).

Masuk menjadi 10 destinasi wisata unggulan, tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Kepualauan Seribu, karena itu Pemprov DKI Jakarta harus membenahi infratruktur pelabuhan di Jakarta sebagai akses utama menuju  pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Pemprov DKI harus menyediakan kapal-kapal yang layak sesuai dengan standar keselamatan, laik layar dan layak pelayanan.

Transportasi laut di ibu kota masih menjadi anak tiri dibanding Trans Jakarta dan Bus bantuan perusahaan untuk wisata gratis didalam kota Jakarta. Pengadaan kapal  swasta yang lebih dikenal dengan pelayaran rakyat, kapal perintis dari Kementerian Perhubungan  dan kapal-kapal komersial oleh swasta. Untuk meningkatkan pelayanan transportasi laut ibukota ke depan harus dicarikan dana CSR perusahaan untuk pengadaan kapal.  Kalau di darat bisa, di laut juga harus bisa. Di darat banyak berseliweran bus-bus wisata gratis dari korporasi, sudah saatnya dana CSR dialihkan ke transportasi laut. 

Selain menyiapkan armada kapal berstandar keselamatan tinggi, Pemprov DKI Jakarta juga harus memperbaiki infrastruktur pelabuhan. Pisahkan antara pelabuhan angkutan barang dan pelabuhan penumpang. Pelabuhan Sunda Kelapa di  sisi Hotel Marina Batavia harus dijadikan pelabuhan khusus penumpang kapal laut. Sedangkan kapal barang dipisahkan di sisi barat, sehingga terpisah dan tidak mengganggu pelayanan penumpang.

 Untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kepulauan Seribu, obyek wisatanya harus  bersolek menatara diri, hal yang tidak kalah penting transportasi laut juga harus dibangun bersamaan.  Jakarta dan Kepulauan Seribu harus membangun  dan menata  infrastruktur, membangun wahana wisata, mengembangkan wisata pantai, wisata kuliner, wisata bawah laut. Seluruh potensi wisata di Kepulaun Seribu harus  dikembangkan agar memiliki nilai tinggi namun terjangkau  warga DKI dan sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun