Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karnaval, Perayaan Cap Go Meh, dan Turis Domestik

9 Februari 2020   22:08 Diperbarui: 10 Februari 2020   00:20 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
perayaan cap go meh di singkawang, kalbar (pontianakpost.co.id)

Atraksi Tatung yang dipertunjukkan dengan cara melukai badan, tetapi tidak merasakan sakit padahal darah bercucuran. Di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, ratusan Tatung yang diturunkan, yang terdiri dari orang-oang Tionghoa dan suku Dayak.

Di Singkawang hari ini merupakan hari terakhir Festival Cap Go Meh dan Tatung. Acara puncak Cap Go Meh 2020 di sana dimeriahkan berbagai acara menarik, di antaranya parade 857 tatung, atraksi liong, barongsai dan hiburan rakyat.

Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang merupakan yang terbesar di Indonesia, bahkan beberapa media menyebutkan sebagai event terbesar di dunia. Sumber 2

*

Sekadar perbandingan, cerita dewa-dewi sudah kita sudah sangat akrab dalam bentuk kesenian wayang kulit dan wayang golek. Cerita rekaan itu memang bersumber dari kepercayaan agama Hindu.

Daya tarik utama pergelaran wayang itu yaitu kemampuan para dalang dalam mengemas alur maupun isi cerita yang disesuaikan dengan persoalan kekinian.

Bila kesenian barongsai dan liong, sebaliknya seni-budaya reog Ponorogo, debus Banten, dan kuda lumping Jawa Tengah rasanya cukup kenal. Setidaknya melalui layar televisi, atau di youtube. Bahkan mungkin pernah secara khusus mendatangi suatu tempat dan melihat langsung pertunjukan itu.

Ada daya tarik besar di sana.  Seni pertunjukan itu --wayang dan reog maupun debus- dikembangkan dan dilestarikan sejak nenek moyang. Seni budaya itu tidak terkait dengan agama, melainkan ekspresi seni-budaya dan kepercayaan lama.

Bila kita merasa senang, terhibur, dan penasaran atas berbagai kesenian daerah itu; maka demikianlah pula mestinya saat menyaksikan perayaan Cap Go Meh.

*

Terkait dengan upaya Pemerintah dalam meningkatkan kunjungan wisata. Wishnutama Kusubandio sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengatakan daya tarik pariwisata harus dikelola lebih kreatif agar semakin diminati wisatawan mancaranegara maupun wisatawan nusantara. Sumber 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun