Pariwisata di Indonesia mulai menggeliat. Bahkan Indonesia dalam pariwisatanya berupaya untuk menarik wisatawan asing dengan program visit Indonesia. Selain di Indonesia, masing masing propinsi juga mempunyai rencana sendiri. Salah satu propinsi yang saya tempati yaitu Jawa tengah, juga mengadakan visit Jawa Tengah. Hal ini dengan tujuan menarik para wisatawan. Namun, apa yang terjadi? gencarnya promosi wisata yang ada di Indonesia tidak dibarengi dengan tingkah laku para wisatawan yang tidak mengindahkan tempat wisata maupun berperilaku buruk. Hal ini berdampak kurang baik untuk pariwisata yang ada di Indonesia. Cukup banyak aset wisata yang ada di Indonesia yang perlu kita lestarikan. Mengenal wisata daerah sendiri, perlu untuk sebagai upaya wujud melestarikan wisata daerah. Sebagai salah satu warga Karanganyar saya memang belum banyak mengenal wisata daerah saya, tapi saya sebagai seorang yang suka jalan-jalan, setidaknya pernah berkunjung di beberapa tempat wisata di Karanganyar maupun sekitarnya. Karanganyar merupakan kabupaten yang masih di sekitaran Soloraya. Karakteristik kabupaten ini di bagian timur berupa pegunungan, sedangkan bagian barat berupa dataran rendah. Kebanyakan pariwisata di Karanganyar di dominasi di wilayah pegunungan di antaranya dikecamatan Tawangmangu, karang Pandan, Jenawi, Ngargoyoso dan Matesih. Sedangkan di daerah perkotaan di dominasi oleh wisata kuliner, ada pula wana wisata maupun waduk dibeberapa tempat. Bagaimana cara kita untuk melestarikan wisata di Indonesia, salah satunya yaitu memulai dari diri kita dilingkup daerah kita. Wisata daerah merupakan salah satu kekayaan pariwisata di Indonesia. Berikut ada beberapa catatan penting yang saya rangkum di beberapa titik pariwisata yang ada di Karanganyar dan sekitarnya. Di Air terjun Grojogan Sewu : Sikap sadar diri perlu ditanamkan terhadap wisatawan Air terjun ini bahkan sudah tersohor di kalangan wisatawan, letaknya di Pegunungan Lawu, Tawang Mangu Karanganyar, di daerah ini banyak sekali monyet yang berkeliaran. Ada peringatan bahwa kita dilarang memberi makan kepada monyet dan untuk berhati-hati terhadap makanan yang dibawa karena akan membuat monyet tersebut ketagihan. Namun tanpa kita sadari masih banyak dari kita yang memberikan makan pada monyet, hal ini membuat monyet semakin ketagihan kepada pengunjung sehingga jika tidak siap maka monyet-monyet itu segera mengejar kita atau bahkan merampas makanan kita. [caption id="attachment_283696" align="aligncenter" width="300" caption="Wisatawan berduyun-duyun ke air terjun grojogan sewu"][/caption] Sekarang, banyak wisatawan yang mulai sadar, sudah jarang wisatawan yang memberikan makan monyet secara langsung. Smeoga hal ini menjadi perhatian khusus. Setelah masalah monyet, yaitu tentang peringatan jangan terlalu dekat dengan air terjun karena sangat membahayakan. Banyak wisatawan yang terlalu asyik bermain air sehingga zona merah wisatawan pun di terjang. Seharusnya wisatwan juga menaati peraturan yang ada. Di kawasan Air terjun Jumog, Jangan corat-coret sembarangan Ternyata selain air terjun Grojogan Sewu, Karanganyar punya Air Terjun Jumog di daerah Ngargoyoso. Air terjun ini memang tak setinggi air terjun Grojogan Sewu namun pesonanya juga tak kalah menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan yang mampir di Karanganyar. Berbeda dengan kawasan grojogan sewu, air terjun jumog jauh dari monyet yang berkeliaran. Saat saya kesana, yang paling disayangkan saat turun tangga ada corat-coret tangan di daerah tangga. Wana wisata Gunung Bromo yang terabaikan Beberapa waktu yang lalu saya kesana, sungguh tak terduga kini daerah tempat untuk berlibur keluarga tersebut sepi pengunjung. Bahkan area tempat wisata tersebut terkesan kumuh dan kotor. Saat saya masuk area sepi penguijnung ada beberapa kios kondisinya rusak parah. Saat mau masuk ke hutan saya dihadang oleh nyamuk-nyamuk sehingga saya urungkan niat saya untuk pergi menjelajahi wana wisata Gunung Bromo. [caption id="attachment_283686" align="aligncenter" width="300" caption="Wana wisata gunung bromo"]