Mohon tunggu...
Virkam
Virkam Mohon Tunggu... -

Menulis tanpa berkata dan membaca tanpa bersuara.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Essien dan Cole, Bukti Reformasi PSSI yang sukses oleh Presiden

17 April 2017   04:22 Diperbarui: 17 April 2017   19:00 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah banyak sekali yang mengupas tentang kehadiran Essien dan Cole dari sisi dunia sepakbola. Tapi saya melihat ada sudut pandang yang lain yang menjadi perhatian khusus, bahwa inikah sebuah bukti jika Presiden Jokowi melalui Menpora berhasil melakukan reformasi di tubuh PSSI?

Sebagaimana yang diketahui kita semua, bahwa sepakbola Indonesia pernah digoyang kasus mafia bola. Dan Menpora sebagai perwakilan pemerintah pusat, dengan gerak cepat melakukan gerakan dan gebrakan yang memukul berbagai aspek hitam nan kelam di tubuh persepakbolaan. Bahkan sikap dukungan dan kecaman silih berganti, sehingga turunlah keputusan pahit dari AFC dan FIFA dalam menyikapi kisruh tersebut.

Masalah sudah berlalu dengan berbagai penyelesaian konfliknya, dan sekarang sepakbola Indonesia sudah kembali menata sepakbola lebih profesional. Semoga di masa yang akan datang Indonesia akan menjadi salah satu tim sepakbola berkelas yang diperhitungkan di level regional Asia dan Internasional , serta bisa turut serta hadir menjadi tim peserta di piala dunia. Amiin yra

Kehadiran Essien dan Cole di kubu Persib Bandung, jangan dilihat secara sederhana yaitu sekedar menilai perjanjian kontrak antara agen dan klub yang berkepentingan. Melainkan mesti dilihat juga dari sisi penilaian objektif para agen, yang dimana para agen itu bukanlah orang-orang sembarangan. Melainkan punya poin-poin penting yang menjadi pegangan prinsip mereka dalam memilih sebuah negara dengan kondisi sepakbolanya.

Saya coba menerka-nerka atau sekedar berspekulasi saja jika seandainya menjadi agen kedua pemain tersebut : 1. Indonesia berhasil melakukan reformasi di tubuh PSSI. 2. Indonesia sudah sukses memangkas jalur birokrasi dalam transfer pemain luar. 3. Indonesia akan mampu menciptakan kondisi sepakbola yang fair play. 4. AFC dan FIFA mulai menghargai dan menghormati Indonesia sebagai negara yang bersungguh-sungguh menghancurkan mafia bola. 5. Penilaian dari kedua pemain itu memperkirakan jika Indonesia akan menjadi negara kuda hitam di kancah asia dalam 5 tahun kedepan.

Kalau kondisi sepakbola Indonesia masih seperti yang dulu, yakinlah tidak akan pernah ada mantan pemain top dunia yang berkenan singgah dan bermain di Indonesia. Lagi pula mereka lebih paham dan mengerti untuk membedakan negara mana saja yang bersih dan negara mana saja yang kotor oleh para mafia sepakbola. Sehingga kemajuan pesat yang dilakukan oleh negara kita, menjadikan magnet tersendiri untuk pemain luar yang berkelas. Atau minimal pernah berjaya dimasa lalunya.

Inilah salah satu indikator keberhasilan yang sangat positif, jika pihak pemerintah turut campur demi memperbaiki berbagai kebobrokan yang sudah mengakar dan mengkarat. Sebab bila negara tidak turut andil dan berani melawan kedalam jantung para mafia, harapan untuk bisa melihat masa depan sepakbola Indonesia maju dan sejajar dengan negara-negara lainnya, hanya akan seperti api yang jauh dari tungku!

Mari melihat dengan wajah optimis dengan apa yang telah dilakukan Presiden melalui Menpora, bahwa suatu intervensi jangan selalu dipandang secara negatif. Semuanya terbukti dengan seiring waktu. Karena sepakbola kita kembali cerah, dan segala kabut kegelapan mulai tersingkir dengan upaya dan kerja keras pasti akan membuahkan hasil yang terbaik.

Pendapat saya tentang pertandingan yang telah dilalui Essien dan cole, mungkin belum menemui permainan performa terbaiknya. Banyak yang mesti disesuaikan dulu, seperti iklim yang biasanya mereka bermain di negara yang suhunya relatif dingin, namun sekarang mereka mesti terbiasa di suhu iklim tropis. Ambil permisalan di Indonesia saja, jika pemain tim asal pulau Jawa akan kesulitan saat bermain di bumi Papua yang berbeda kondisi. Atau bisa juga melihat pemain-pemain asing lainnya, sebelum mereka move on dengan performa terbaik. Pasti mengalami masa-masa sulit untuk bermain di liga Indonesia. tapi sekarang mereka menjadi bintang-bintang yang bersinar.

 Selain itu keduanya juga belum beradaptasi secara maksimal dengan gaya permainan sepakbola Indonesia, yang secara perhitungan para pengamat sepakbola bahwa, belum bisa menerapkan secara merata tentang taktik dan tehnik sepakbola modern secara keseluruhan.  Segalanya hanya masalah waktu, dan siapa tahu setelah mereka ON akan terjadi pertandingan-pertandingan yang menarik dan aktraktif untuk ditonton saat kompetisi mulai memanas di tengah perjalanan.

Presiden Jokowi berani mengambil keputusan yang sulit dalam waktu singkat, sebuah contoh yang semestinya menjadi teladan bagi pemimpin-pemimpin di daerah. Dan apa yang sekiranya baik demi kepentingan bangsa dan negara, seyogyanya mendapatkan dukungan dan aspirasi dari seluruh rakyat Indonesia 

Good job President RI 2014-2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun