Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Minyak Goreng Curah Jadi Primadona, Kenali Bahayanya!

26 Maret 2022   06:28 Diperbarui: 26 Maret 2022   08:34 38508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh KOMPAS.com (IRWAN NUGRAHA) Pedagang di Tasikmalaya mengaku masih belum bisa menjual sesuai HET terbaru minyak curah Rp 14.000 per liter, karena beli di agen masih harga mahal dan saat ini masih dijual Rp 19.000 per liternya, Kamis (17/3/2022).

Antrian pedagang untuk mendapat migor curah di pasar. Foto dokumen pribadi
Antrian pedagang untuk mendapat migor curah di pasar. Foto dokumen pribadi

Kita tentu masih ingat, tahun 2020 Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengumumkan bahwa mulai Januari 2020 tidak ada lagi distribusi minyak goreng curah. Hal ini untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat.

Niat pemerintah agar masyarakat sehat sudah ada sejak tahun 2014 dan pada April 2017 baru ada  penerbitan kebijakan minyak goreng kemasan. Namun, tidak ada kesiapan dari produsen, jadi baru terlaksana pada tahun 2020. Ketika ada kesiapan dari produsen, baru berjalan dua tahun sudah kembali ke minyak curah. 

Apakah naiknya harga minyak kemasan menjadi penyebab konsumen dan pemerintah kembali menggunakan minyak curah? Seakan kita pun lupa akan bahaya dari minyak goreng curah.

Apa itu minyak goreng curah?
Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng yang kita konsumsi erat kaitannya dengan kesehatan tubuh kita. Penting bagi kita untuk mengetahui kualitas dari minyak goreng.

Melansir dari Jurnal Ilmiah Farmasi, Pharmacon melalui KOMPAS.com, minyak goreng curah mengalami satu kali penyaringan, sedangkan minyak kemasan dua kali penyaringan. Penyaringan ini berpengaruh terhadap kualitas minyak goreng.

Minyak goreng curah berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI, tidak memenuhi satu syarat, yaitu bilangan peroksida yang tinggi. Semakin tinggi angka peroksida semakin tinggi tingkat kerusakan pada minyak.

Ilustrasi migor curah di pasar. Foto by Republika. 
Ilustrasi migor curah di pasar. Foto by Republika. 
Bahaya minyak goreng curah
Seperti yang telah disebutkan minyak goreng curah tidak memenuhi satu kriteria dari SNI. Di mana jumlah peroksidanya tinggi. Semakin tinggi peroksida menyebabkan makanan yang digoreng menggunakan minyak goreng curah akan cepat tengik.

Banyak dugaan juga jika minyak goreng curah hasil olahan minyak jelantah. Hal itu wajar juga, apalagi harga minyak saat ini melonjak dan susah didapat. Penjual gorengan atau pabrik makanan yang serba memakai minyak goreng bahkan kita sendiri, ada dugaan memakai minyak jelantah.

Minyak jelantah dan minyak curah hasil olahan jelantah sudah rusak zat gizinya, seperti perubahan beta-karoten. Sebenarnya beta karoten sangat bermanfaat bagi tubuh karena zat ini akan diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh. 

Pada minyak curah zat beta karoten akan berubah, perubahan itu meliputi hilangnya nutrisi seperti vitamin dan mineral, dengan kondisi seperti itu sangat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun