Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Pahlawan dalam Keluargamu

10 November 2019   03:37 Diperbarui: 11 November 2019   01:02 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kebahagiaan sederhana dalam keluarga (foto : nasihatislamisai.blogspot.com)

Tepat 74 tahun yang lalu, tanggal 10 November 1945 telah terjadi pertempuran Surabaya yang melibatkan tentara dan milisi pro-kemerdekaan Indonesia dengan tentara Britania Raya dan India Britania. 

Tentara Britania Raya dan India Britania merupakan sekutu Belanda, pasukan ini datang ke Indonesia untuk membantu Belanda merebut kembali jajahannya. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan tentara asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran Surabaya 10 November dilatar belakangi, karena pada 30 Oktober 1945 komandan pasukan Britania, Brigadir A.W.S. Mallaby tewas dalam baku tembak di Jembatan Merah. Hal ini membuat pihak Britania marah besar. 

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6 pagi pada tanggal 10 November 1945.

 Akibat tidak mengindahkan ultimatum tersebut, maka pecahlah pertempuran Surabaya, yang mengakibatkan banyak korban dari pihak Indonesia yang gugur dalam pertempuran.

Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada 10 November 1945, hal ini yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang. 

Salah satu pahlawan yang paling terkenal dalam pertempuran Surabaya tersebut adalah Bung Tomo, karena Bung Tomo yang telah membakar semangat pejuang dengan kata-kata "Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka".

Dalam memperingati hari pahlawan tahun 2019, pemerintah mengambil tema "Aku Pahlawan masa kini", penulis terinspirasi untuk menjadikan tema tersebut dalam keluarga kita masing-masing. 

Tidak perlu dengan mengangakat senjata agar kita disebut sebagai pahlawan atau tidak perlu menjadi orang hebat di negeri ini agar disebut sebagai pahlawan. Mulailah menjadi Pahlawan dalam kehidupan keluarga masing-masing.

Sadar atau tidak, kita bisa berdiri hingga saat ini karena jasa pahlawan orang tua kita. Merekalah yang merawat dan membesarkan kita sehingga kita bisa seperti saat ini. Jasa mereka terlalu besar untuk kita, sehingga kita lupa menyebut orang tua adalah pahlawan kita. Setelah kita menyadari hal tersebut, maka marilah kita mulai menyadari peran kita dalam keluarga bahwa kita adalah pahlawan.

Penulis akan memulai dari seorang anak, jangan khawatir untuk saat ini yang masih ikut dengan orang tua karena belum menikah. Anak bisa disebut sebagai pahlawan, jika anak melakukan perannya sebagai anak yaitu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

Saat ini banyak sekali godaan diluar sana, yang menjadikan anak mudah terpengaruh dalam pergaulan, pengaruh ini dalam hal keburukan. 

Misalkan narkoba, sex bebas, judi, minum-minuman keras, kecanduan game online, dan keburukan lainnya. Hindarilah hal-hal negatif yang membuat dirimu terjerumus dalam kesengsaraan dan kesuraman masa depan. 

Hal penting, yang harus diketahui oleh seorang anak, jangan meminta sesuatu (bisa berkaitan dengan materi berupa uang) melebihi kemampuan atau kapasitas orang tuamu sebagai gaya hidup. 

Karena kenapa hal ini sangat penting, orang tua pasti akan berusaha memenuhi keinginan anaknya. Jika orang tua itu tidak mampu, maka orang tua akan berusaha memenuhinya dengan cara berhutang atau jalan pintas lainnya. Hal yang paling ditakutkan adalah jika sampai orang tua tersebut korupsi atau mencuri jika tidak kuat imannya. 

Benteng yang paling ampuh untuk anak, yaitu dengan rajin beribadah, bergaul dengan teman yang baik, dan selalu terbuka dengan orang tua. 

Maka untuk seorang anak, jadilah kebanggaan orang tuamu tidak perlu dengan cara berprestasi, dengan tidak mencoreng nama orang tuamu saja, seorang anak bisa meraih gelar pahlawan untuk orang tua.

Kemudian yang kedua untuk seorang ibu atau istri. Dalam keluarga, peran ibu sangatlah penting dialah sosok manajer dalam rumah tangga sebagai pengatur kesuksesan dan kebahagiaan dalam berumah tangga. 

Jika ibu mampu menjalankan perannya dengan sangat baik, maka kebahagiaan di keluarga tersebut akan datang, tetapi jika yang diperankan adalah hal sebaliknya maka yang akan datang adalah masalah atau bencana. 

Untuk menjadi bahagia, tidak harus seorang ibu hanya menjadi ibu rumah tangga. Ibu, juga boleh bekerja membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ibu, dapat membagi waktu saat bekerja dan saat di rumah. 

Ibu dapat menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan cara, menjaga dan merawat anaknya dengan baik, jika tidak punya pembantu membereskan urusan rumah tangga misal memasak, mencuci, membersihkan rumah, dll. Serta melakukan kebaikan-kebaikan lainnya demi kebahagiaan keluarga. 

Peran istri yang juga penting, yaitu menerima kekurangan penghasilan suami dengan ikhlas dan mampu mengatur keuangan tersebut. Karena terkadang seorang istri akan mudah dipanasi oleh tetangga, jika tetangga tersebut mempunyai kelebihan berupa materi dibanding dengan keluarganya. 

Jika sudah terpengaruh dengan gaya hidup, seorang istri akan meminta uang lebih kepada suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Jika hal ini, terus terjadi dan istri tidak dapat mengendalikan diri maka hal ini dapat memicu masalah besar bagi keluarga. Hal, lain yang juga tidak kalah penting adalah istri harus dapat menjaga hati atau perasaannya dimanapun istri berada. 

Jangan mudah terlena atau terkena bujuk rayu laki-laki lain, jika sampai istri melakukan selingkuh maka kehancuran rumah tangga sudah di depan mata, karena perselingkuhan tidak akan menghadirkan keberkahan dalam hidup. 

Benteng ibadah juga sangat penting, agar seorang ibu tidak melakukan kesalahan dalam hidupnya. Jika seorang ibu mampu menjalankan perannya dengan baik, dan membawa keluarganya dalam kebahagiaan maka gelar pahlwan layak disematkan kepada ibu.

Kemudian yang terakhir untuk peran sebagai suami atau ayah. Ayah ibarat nahkoda yang mengajak serta seluruh keluarganya untuk berlayar mengarungi lautan agar sampai tujuan. Ayah dan ibu, sama-sama mempunyai peran penting dalam keluarga, Ayah adalah sosok atau ruh dalam berumah tangga. 

Seorang anak dan istri berharap, ayah akan berperan dalam kebahagiaan keluarganya. Ayah harus dapat berperan dalam segala hal di keluarga. Selain berperan dalam memenuhi nafkah keluarga, ayah harus bisa mengayomi seluruh anggota keluarga. 

Ayah harus seperti pohon yang rindang, tempat bersandar istri dan anaknya. Ayah juga harus cekatan dalam menyelesaikan segala masalah keluarganya. Agar ada keberkahan di dalam keluarga, ayah harus mencari nafkah yang halal dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

 Jadilah sosok ayah yang baik, bukan seorang pemabuk, penjudi, ayah yang korupsi, dan sosok buruk lainnya. pentingnya benteng agama agar ayah tidak membawa kehancuran dalam keluarga. Seorang laki-laki mempunyai 3 hal godaan yang sangat berat yaitu tahta, harta dan wanita. 

Jika seorang ayah tergoda dan memburu nafsu salah satu dari ketiga hal tersebut, maka sang nahkoda bisa membawa kapal tersebut tenggelam di lautan. Korupsi dan perselingkuhan salah satunya dilatar belakangi karena tiga hal tersebut, yaitu tahta, harta dan wanita. 

Allah telah memberikan rejeki kepada hambanya untuk hidup, tetapi rejeki tidak akan cukup untuk gaya hidup. Sehingga peran ayah sangat krusial dalam mencari rejeki yang halal dan tidak mudah terkena bujuk rayu wanita lain.

 Ingat anak dan istrimu sudah menunggu kamu seharian di rumah. 

Jika ayah sudah berhasil meyandarkan kapalnya di dermaga, maka ayah sudah berhasil membawa kebahagiaan dalam keluarga. Maka ayah bisa disebut sebagai pahlawan dalam keluarga.

Jika setiap anggota keluarga mampu menjadi pahlawan dalam keluarga, baik dalam diri anak, ibu dan ayah. Maka kebahagiaan dan tujuan hidup keluarga tersebut akan tercapai. 

Jika setiap keluarga mampu menciptakan pahlawan-pahlawan dalam keluarganya, maka dalam lingkungan kita dan juga seluruh masyarakat Indonesia akan tercipta hidup bahagia dan sejahtera. Selamat hari pahlawan, jadilah pahlawan dalam keluargamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun