Mohon tunggu...
Sigit Pamungkas
Sigit Pamungkas Mohon Tunggu... swasta -

Tergabung dalam buku Antologi puisi 1. akar hati semesta 2. menatap semesta cinta 3. pesanggrahan hati 4. menatap semesta asa 5. bianglala

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Romansa Melankolia Senja

17 Oktober 2015   17:38 Diperbarui: 17 Oktober 2015   18:11 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Senja telah rebah di antara jenjang kakimu yang melangkah perlahan menapaki jalan berbatu

Jauh di langit barat senja menggores langit dengan warna kemerahan

Selalu, kutemukan teduh cuaca ketika matahari perlahan-lahan angslup di garis cakrawala

Kunikmati urai rambutmu yang berkibar ditiup angin sebagai siluet yang begitu anggun membahasakan melankolia semesta

Kita berdua, selalu tak ingin usai menikmati seculi senja yang singgah di beranda

Menyesap teduh dan suam cuaca sebagai secawan sajak cinta

Dan kita selalu mengekalkan percakapan-percakapan manis ini bersama dua cangkir kopi, sebuah bangku tua dan gerisik pelan daun-daun ilalang

Kita begitu dekat

Begitu meresapi warna-warna indah pada langit di atas kepala

Warna-warna senja

Warna-warni cinta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun