Mohon tunggu...
aji(bahroji) setiakarya
aji(bahroji) setiakarya Mohon Tunggu... Freelancer - Founder Lumbung Kreatif, Bekerja di SultanComm

aku seorang penulis lepas, yang sedang belajar menjadi usahawan. Sedang berpetualang untuk mencari kawan. Tabik! aji setiakarya 081213739221

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

GongToto, Kau adalah Aku yang Lain

3 Juli 2017   09:07 Diperbarui: 3 Juli 2017   09:33 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri-Kanan: Golagong-Toto St Radik-Aku

Jum'at (30/6) saya berkesempatan hadir dalam pelepasan tour literasi Generasi Jaguar yang diinisiasi oleh Mas Gong Family. Bersamaan dengan perayaan sederhana ala Rumah Komunitas Rumah Dunia atas ulang tahun Mas Toto yang telah menginjank usia 52 tahun. Usia Kang Toto terpaut 2 tahun dengan Mas Gong. Buat saya, relawan dan mungkin kawan-kawan yang bersinggungan di Rumah Dunia. Kedua orang ini adalah sosok yang unik, Sahabat karib yang menjadi panutan dalam berkarya dan berkesenian. Tak hanya sekedar menularkan kemampuannya dan menebarkan virus literasi, jauh dari itu mereka menanamkan rasa untuk saling berbagi saling mendukung antar sesama. Buat kami, mereka adalah oase di Banten. 

Pertama kali mengenal mereka saat saya mengikuti pelatihan Padepokan Seni Man 2 Serang (Pasema) sekitar tahun 2002 (15 Tahun lalu). Keduanya menyampaikan materi yang berbeda. Mas Gong menyampaikan materi tentang prosa (sekaligus peluncuran buku Padamu Aku Bersimpuh) dan Mas Toto menyampaikan materi Puisi. Dua aliran yang berbeda dalam genre fiksi. 

Kelak setelah hampir 15 tahun saya bersinggungan saya memahami ternyata keduanya memiliki banyak perbedaan. Tidak hanya dalam berkarya namun juga dalam berprofesi dan cara mereka beriteraksi dalam merealisasikan ide-idenya. Jika anda mengenal Mas Golagong Penulis di facebook melalui tulisannya maka kita akan mengidentifikasi mas gong sebagai orang yang penuh ide, extrovet, terbuka dan tidak basa basi. Narasinya demonstratif dan argumentative untuk meyakinkan orang memahami apa yang sedang ia sampaikan. Mereka yang memiliki frame negatif, status-statusnya mas gong tak jarang menimbulkan reaksi negative bahkan debat kusir dan konfrontatif-destruktif. Mereka yang baru mengenal Golagong Penulis hanya sekilas atau hanya lewat facebook akan mudah menjudgment bahwa ia adalah tipe orang bising, dan keras kepala. 

Sementara Mas Toto, jika kita mengikuti status media sosialnya kita bisa identifikasi adalah sosok yang lebih calm, konotatif namun kritis. Hati-hati dan basa-basi. Statusnya yang padat dan singkat namun memiliki makna mendalam, seperti halnya puisi-puisi yang ia ciptakan. Menghindari Konfrontatif dan memilih untuk berdamai, adem. Ia lebih mengambil jalan untuk hening dengan karyanya dibanding berargumentasi yang panjang. Ia menikam kejengkelan dengan diksi-diksi.

Kehidupan Nyata?

Lalu bagaimana Jika saya (Yang 5 Tahun Penuh menetap di RD) ditanya dalam kehidupan nyatanya?. 

GongToto (Mas Gong dan Mas Toto) menurut saya adalah apa yang tergambar dalam statusnya. Dua guru ini memilih jalan hidupnya yang berbeda. Mas Toto memilih menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkhidmat dan menjadi orang "rumahan" yang meminang pendamping hidupnya orang Banten (Malimping)

😊. Di Rumah Dunia, Mas Toto mengajarkan puisi. 

Sementara mas Gong menjadi orang yang memilih dengan menjadi pekerja kreatif. Bebas berkelana dan menyunting perempuan Solo (Luar Banten). Ini menurut saya hasil dari jiwa petualangannya

😊. Di Rumah Dunia mas gong mengajar prosa/novel dan cerpen. Kategori sastra yang lebih deskriptif ketimbang puisi. 

Itu kemudian menjelma generasi yang dilahirkannya. Mas Gong sudah cukup pantas menjadi Generasi Jaguar. Generasi yang kuat, handal dan tangguh. Berkelas. Mas Toto juga sangat tepat disebut Generas Audi. Generasi yang santai, lembut, tangguh.lux, dan berkelas. 

Ya mereka berbeda.. dan itu ditegaskan oleh Mas Toto kemarin. Bahwa mereka memiliki banyak perbedaan. Namun sejak lulus SMA menjadi sahabat hingga mendirikan berbagai komunitas dan puncaknya mendirikan Rumah Dunia, mereka tetap sahabat hingga saat ini. Hingga usia Rumah Dunia menginjak 14 tahun. 

Lalu apa rahasianya? Mereka masih mencari jawabannya. Namun yang pasti saya mendapatkanya tanda "Saya tidak pernah menarik-narik Gong untuk masuk ke dunia saya, begitupun Gong tidak berusaha menarik-narik saya ke dunianya dia," jelas Mas Toto. "Tetap beriringan mesti berbeda. Jika Gong Lemah, saya mensupport, begitupun sebaliknya. Gong sering mensupport saya saat saya lemah. Kita bertemu," jelas Toto. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun