Mohon tunggu...
Selvi Diana Meilinda
Selvi Diana Meilinda Mohon Tunggu... Administrasi - Policy Analist

Suka dengan urusan kebijakan publik, politik, sosbud, dan dapur. Berkicau di @Malikahilmi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengirim Email Kepada Dosen

5 April 2012   09:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:00 24066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama rasanya tidak menulis di kompasiana. Ah, bukannya sok sibuk hingga tak punya waktu untuk menulis namun saya hanya ingin menghindari candu. Ya candu, kalau sudah membaca dan menulis di kompasiana pasti setelah posting tulisan nemplok sana nemplok sini hingga kemudian saya malas untuk membuat tulisan dengan rasa berat (baca: tugas akhir atau email), hah? Email? hoho..jadi curhat.


Dulu, dosen saya pernah bilang bahwa beliau tidak suka dengan mahasiswa yang mengirim tugas hanya attach file tanpa tulisan apapun bahkan parahnya terkadang ada mahasiswa yang tanpa menulis subjek. Tidak hanya itu, beliau pun memberitahu bahwa dosen pun malas membuka email dari alamat yang namanya tidak jelas alias alayyy. Misalnya soecie_maniezz@yahoo.co.id, bekicot-item@rocketmail.com atau miramusmus@gmail.com aha, biar terkesan imut-imut dari nama email kali ya?! intinya dosenpun kwalahan mengidentifikasi siapakah pengirim email. Nah, buanglah keababilan kita dalam ruang akademis.


Well, tak perlu kita bahas sampai berkilo-kilo kata. To the point aja, akhir-akhir ini saya selalu mencari artikel dengan kata kunci “Etika Berkirim email dengan dosen”, “tips komunikasi dengan dosen via email”, “dosen, email”, “basa-basi email dengan dosen”, “cara mengirim email dengan dosen” pokoknya ya intinya Email dan dosen. Namun, tak satupun artikel yang sesuai harapanku. Kebanyakan normatif saja, musti ada salam hormat, data diri, isi surat, penutup dan menggunakan bahasa yang formal. Hmm.. kalau hanya begitu sih ya informatif namun tidak terlalu aplikatif.

Kalau hendak berkomunikasi dengan dosen, terkadang saya harus berpikir keras bagaimana bahasa yang formal, sopan tapi tidak membosankan. Yo mboseni to kalau,


-------------Assalamualaikum pak,

Semoga email saya tidak mengganggu bapak, saya ingin kembali bimbingan. Mengenai waktunya saya menunggu respon bapak.

Terimakasih

Salam

Selvi -------------------------


Lalu 2 hari kemudian setelah bimbingan dan hendak bimbingan lagi masa kita mengirim email dengan bahasa yang sama, tentu tidak kan?!

Terkadang kalau sore hari, saya harus mencari basa basi email yang tidak monoton dan tidak terkesan mendesak. Pernah saya tulis seperti ini,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun