Mohon tunggu...
Bung Opik
Bung Opik Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sun Go Kong is in the house...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Liputan Perhelatan MIRROR Hari Ke Empat

16 Desember 2011   04:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:12 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

.

.

Memasuki hari keempat perhelatan MIRROR di Kompasiana, kreativitas para peserta semakin diuji agar dapat menyajikan cerita horor yang tidak kalah menarik dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Tema yang diusung oleh para peserta pada hari ke empat perhelatan MIRROR, didominasi oleh cerita-cerita horor yang kental dengan nuansa mistis yang mencekam. Namun, beberapa tulisan dengan tema yang berbeda memberikan sentuhan unik dan menarik pada MIRROR hari ke empat ini.

Berikut ini ulasan singkat beberapa karya peserta MIRROR di hari ke empat.

Eladalaaaaa oleh Faizal Kilat Aryanto. Memanfaatkan dialog-dialog singkat antar tokoh, Faizal menggiring para pembaca untuk mengungkap kenyataan menakutkan yang dialami oleh tokoh utama.

Untuk Livia, Dengan Penuh Cinta oleh Citra Rizcha Maya.Melalui prolog-prolog singkat yang misterius serta ilustrasi pendukung yang menambahkan kesan seram, Citra mengundang para pembaca untuk menikmati karyanya hingga kata terakhir.

Kelereng Merah Jambu oleh Granito Ibrahim. Gambaran peristiwa yang dipaparkan secara detil membuat para pembaca seolah-olah menyaksikan sendiri peristiwa mengerikan yang terjadi dalam tulisan ini. Karya yang mendapat apresiasi HL dari admin Kompasiana.

Mayat-mayat di Dalam Bak Sampah oleh Ardhisa. Misteri yang dikemas secara apik dalam kepingan-kepingan fakta yang disisipkan dalam setiap paragraf, membuat para pembaca wajib melahap tulisan Ardhisa sampai habis.

Teman Saya Masih di Sana oleh Yon S’jono. Gaya penuturan yang ringan membuat para pembaca seolah-olah sedang mendengarkan cerita horor yang disampaikan secara lisan.

Buntalan Lusuh Mbah Karti oleh Chris Suryo. Gambaran detil tentang sosok mengerikan yang menjadi sentra cerita, membuat para pembaca begidik membayangkannya. Satu kata untuk menggambarkan karya Mas Chris ini, “Delengna” (he..he..he).

Baby Buppha oleh Ajeng Leodita Anggarani. Dengan mengangkat kisah yang terjadi di Thailand sebagai tema cerita, Ajeng berhasil menyulapnya menjadi salah satu karya MIRROR yang mencekam. Ilustrasi-ilustrasi berupa gambar dan musik, semakin melengkapi kesan horor yang dibangun.

Angie, Jangan Lupa Bawa Pil Anti Hamil Ya… oleh Julianto Simanjuntak. Konflik berupa pertentangan batin yang dialami oleh tokoh sentral dalam cerita ini, menjadikannya salah satu karya MIRROR dengan nuansa yang berbeda dan patut untuk disimak.

In Memoriam oleh Bayu Mustaqim Wicaksono. Penjabaran cerita dalam bentuk berkas-berkas catatan harian, menjadikan MIRROR ini sangat unik dalam pengemasan misteri yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Arwah Penasaran oleh Tika Cb. MIRROR yang mengambil latar disebuah kantor, membuat cerita ini sangat familiar dengan situasi yang sering ditemui dalam aktivitas sehari-hari. Nuansa mistis yang menakutkan, dijabarkan dengan apik dalam MIRROR ini.

Siang Bolong Ada Yang Nyelonong oleh Np Dewanti. Cerita yang unik karena peristiwa yang terjadi dialami siang hari. Mengambil latar disebuah rumah, tulisan ini dapat menggiring pembaca untuk memvisualisasikan peristiwa yang terjadi di rumah sendiri.

Liburan ke Villa oleh Whabink Sutan Malano. Bertempat disebuah vila. Kejadian mengerikan yang dialami oleh tokoh utama ketika sedang berlibur, membuat cerita ini memiliki nuansa yang sama dengan kisah yang ada dalam film-film horor.

Negeri Orasi, Pecinta Seni Bela Diri oleh Alien Dari Seberang Saluran. Mirror dengan tema berbeda yang ditawarkan Alien, membuat pembaca larut dalam eksplorasi nuansa yang puitis. Dengan ilustrasi yang syahdu, membuat cerita ini semakin menarik untuk dinikmati.

Lasih, Helai Jiwa yang Meradang oleh Agus Pribadi. Kisah yang berpusat pada kengerian sosok Lasih yang digambarkan secara detil, membuat MIRROR ini terasa begitu mencekam dengan nuansa horor yang kental.

Pulang oleh Janu Dewandaru. MIRROR dengan nuansa yang berbeda ditawarkan juga dalam kisah ini. Dengan gaya bertutur yang puitis, cerita horor yang ditulis oleh Mas Janu ini memberikan nuansa romantis yang segar.

***

Memasuki hari kelima perhelatan MIRROR, mari kita nantikan karya-karya peserta yang semakin HORRORIFIC


***

Liputan-liputan MIRROR lainnya...

- [Resume MIRROR] Senin yang Menyegarkan

- [Resume MIRROR] Catatan Hari Kedua

- [Resume MIRROR] 3 Hari Imajinasi Horror

.

.

Untuk membaca hasil karya para peserta MIRROR yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi dengan judul postingan : Inilah Perhelatan Cerita Mini Horor & Hasil Karya Peserta.

***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun